Mohon tunggu...
Yuhaenida Meilani
Yuhaenida Meilani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta

memiliki keterampilan menulis dalam berita, artikel, serta mampu membuat narasi yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Budaya Patriarki Terhadap Perempuan di Dunia Kerja

3 Juli 2024   12:28 Diperbarui: 3 Juli 2024   12:51 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya selalu menghormati martabat dan kehormatan, masyarakat harus berupaya untuk membangun lingkungan yang menghormati hak asasi manusia dan menolak segala bentuk perilaku yang merugikan atau merendahkan martabat individu. Karena masih banyak perempuan yang memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.

Semakin berkembangnya zaman, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam bekerja, memimpin, dan berkarir. Beberapa tokoh yang membuktikan dirinya sebagai perempuan yang dikagumi dan dijadikan contoh, seperti Nurhayati Subakat pendiri dan CEO PT Paragon Technology & Innovation (Wardah), Dian Siswarini Presiden Direktur PT XL Axiata, Ira Noviarti Presiden Direktur Unilever Indonesia, dan masih banyak lagi.

Pendekatan dan dukungan yang berkelanjutan

Perempuan dapat mengembangkan potensi kepemimpinan mereka, mengatasi hambatan budaya patriarki, dan berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat dan lingkungan kerja. Berikut langkah-langkahnya.

  • Percaya Diri

Saya percaya bahwa kepercayaan diri adalah fondasi dari setiap tantangan. Ingatkan diri tentang pencapaian dan kualitas pribadi kita. Berfokus pada hal positif akan meningkatkan kepercayaan diri. Dengan memanfaatkan orang-orang dan lingkungan yang positif, serta berbagi pengalaman dan ide dengan mereka yang memiliki nilai dan keyakinan yang sama, seseorang dapat mengembangkan dan menjunjung tinggi rasa percaya diri.

  • Berani Speak Up

Sebagai perempuan, penting untuk memiliki keberanian berbicara atau "speak up" dalam berbagai situasi. Hal ini penting untuk memperjuangkan hak dan kepentingan serta partisipasi aktif di tempat kerja, masyarakat dan kehidupan sehari-hari. Dengan berani berbicara, dapat menantang stereotip dan ekspektasi gender yang membatasi partisipasi perempuan dalam masyarakat.

  • Memiliki Visi dan Misi yang Jelas

Visi dan misi yang kuat adalah kunci untuk mencapai tujuan  besar dan menetapkan arah hidup yang jelas. Pastikan  visi dan misi kita selaras dengan nilai dan prinsip yang kita yakini. Hal ini memungkinkan kita untuk konsisten dalam mengambil keputusan dan tindakan, serta memberikan instruksi yang jelas saat kita menjadi seorang pemimpin.

Perempuan memiliki hak yang sama untuk bisa bekerja, mendapatkan pendidikan, dan memiliki karir pekerjaan yang diinginkan. Adanya budaya patriarki yang dianggap membatasi, memberikan kesempatan perempuan untuk memperjuangkan hak tersebut. Banyak tokoh perempuan yang sudah membuktikan, bahwa perempuan bisa menjadi seorang pemimpin yang disegani, juga memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki di dunia kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun