Mohon tunggu...
Yugata Suciani
Yugata Suciani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Just an ordinary person who seek another people to make friend. Looking for any kind of information about anything.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dunia Nyata dan Dunia Mimpi

3 Februari 2010   05:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua terpesona oleh mimpi. Orang-orang yang, seperti halnya aku sendiri yang bermimpi dengan sangat jelas seringkali memiliki pengalaman “terperangkap” dalam sebuah mimpi yang kita percayai bahwa itu nyata. Perasaan lega luar biasa yang menyertai keterjagaan memang sangat murni. Namun, aku seringkali bertanya-tanya mengapa?

Dalam hal ini kalau kita mengatakan bahwa mimpi adalah realitas, kita membuat distingsi atau perbedaan yang tegas antara pengalaman-pengalaman kita ketika terjaga dan ketika tertidur. Dapatkah kita sepenuhnya yakin bahwa “dunia mimpi” adalah ilusi, dan “dunia jaga” adalah nyata? Dapatkah bahwa yang terjadi justru sebaliknya, atau bahwa kedua dunia itu sama-sama nyata, ataupun kedua-duanya sama sekali tidak nyata? Apakah kriteria realitas yang dapat kita gunakan untuk memutuskan persoalan?

Tanggapan yang biasa adalah mengklaim bahwa mimpi adalah pengalaman pribadi, sementara dunia yang kita persepsikan ketika terjaga adalah konsisten dengan pengalaman-pengalaman yang lain. Tetapi ini tidak membantu. Aku sering menjumpai karakter-karakter mimpi dari orang yang memastikanku bahwa karakter mimpi mereka nyata, dan sama-sama mengalami pengalaman-pengalaman mimpi seperti mimpiku. Dalam kehidupan sadar, aku harus mengambil kata orang lain untuk itu, bahwa mereka betul-betul mempersepsikan sebuah dunia yang serupa dengan dunia milikku, karena aku tidak dapat betul-betul berbagi dengan pengalaman mereka. Bagaimana aku dapat membedakan antara klaim murni dengan klaim yang dibuat oleh karakter ilusif yang cukup kompleks, tetapi tak sadar? Juga, tidak ada gunanya menunjukkan fakta bahwa mimpi seringkali tidak jelas, terputus-putus dan tidak masuk akal. Apa yang disebut dunia nyata seringkali tampaknya sama dengan keadaan setelah minum beberapa gelas anggur, atau ketika sadar dari pembiusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun