Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan Seorang Ayah

15 Oktober 2024   14:37 Diperbarui: 15 Oktober 2024   14:45 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam hening yang sufi

aku duduk, menunggu bayang-bayang,

mendengar detak waktu yang pelan,

seperti napas anak-anakku,

yang tak tahu bahwa dunia ini

adalah labirin teka-teki

Pagi menyapa dengan sinar lembut,

aku terbangun dari mimpi yang sama,

menghitung harapan dalam secangkir kopi,

berusaha merangkai kata demi kata,

untuk memberi mereka kekuatan,

seperti embun yang menyegarkan daun

Anak-anakku,

dalam pelukan senja yang bergetar,

aku ingin kalian tahu,

bahwa setiap tetes keringatku,

adalah doa yang tak terucap,

seperti rindu yang terpendam,

menanti saatnya mekar

Di sini, di antara derai hujan,

aku adalah pohon yang berakar kuat,

bertahan di tengah badai,

meski angin mengoyak harapan,

aku tetap tegar,

karena kau adalah cahaya di ujung jalan

Kalian adalah bintang di langitku,

secerah impian yang tak pernah padam,

aku akan mengumpulkan setiap sinar,

meski terjatuh, meski terluka,

akan ku jadikan pelangi,

setiap kali hujan mereda

Tugas ini, oh, bukan sekadar tanggung jawab,

tapi jembatan yang menghubungkan jiwa,

aku menapaki setiap langkah,

berharap kau menemukan jalanmu,

menari di antara bintang-bintang,

tanpa rasa takut

Dan ketika senja datang,

dengan warna merah jingga yang membara,

aku akan tetap di sini,

menyaksikan perjalananmu,

dari jauh, dalam diam,

dengan segenap cinta yang tak bertepi

Karena kebahagiaanmu,

adalah nada dalam lagu hidupku,

dan meski semua ini tak pernah selesai,

aku akan terus melangkah,

dalam hening yang tak pernah sepi,

menjadi ayah,

menjadi cahaya,

untuk perjalanan yang panjang ini

Bandung, Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun