Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibarat Pohon

16 Juli 2024   20:00 Diperbarui: 16 Juli 2024   20:09 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rizal De Loesie

Ingin kulipat sebuah senja untukmu, kelak senja itu menjelma malam tempat kusemai ribuan puisi. Kelak kau akan tahu, kata-kata telah mengalirkan kisahnya. Di bawah temaram mekar menjadi diksi, berbait rasa yang ia aduk senja itu. Mungkin secangkir kopi lebih dari cukup melahirkan anak-anak kata. Dari riuh angin, dari bias cahaya dan awan, mungkin dari genangan di sudut matanya. Syair paling mahir mengaduk dan menghantarkan secangkir kisah, secangkir perih yang merupa secawan duka.


Mungkin juga sebaliknya, tetapi jemariku lebih mahir menggurat_gurat luka. Tak ada yang indah dari sebilah senja direrumputan ilalalang, deru angin dan camar_camar pulang. Letih. Batuan karang penuh luka itu berdiri menantang ombak. Entah siapa yang lebih tegar, entah siapa yang kalah. Itulah hidup, dalam irama semu,sendu dan ragu


Kelak senja akan pudar, kata-kata merubah takdirnya. Tetapi puisi adalah misteri, syair mengalir bersama air, karang-karang mungkin tumbang. Tetapi, guratan senja akan punya kisahnya, dalam batin. Antara nyanyian-nyanyian sunyi itu, menjadi ruh. 


Ku dengarkan saja kata jiwaku, ruh ku yang senantiasa digenggam tuhan, karena hidup tak lebih tak kurang, seperti pohon. Tak perlu mencengkram dalam. Waktu, angin menggugurkan semua dedaunan, mengeringkan kulitmu, rapuh ke dalam dan tumbang.Tetapi senja tetap punya cerita untuk dipuisikan.


Casa De Esta, Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun