Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelayanan Anak Putus Sekolah dengan Pendidikan Nonformal

29 Agustus 2023   09:08 Diperbarui: 29 Agustus 2023   09:11 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh :Rizal De Loesie

Masih rendahnya rata-rata lama sekolah di Indonesia. Tidak bisa kita sembunyikan suatu fakta bahwa masih banyak anak-anak di usia sekolah yang putus sekolah, atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Beberapa faktor sebagai penghambat masih adanya anak-anak tidak sekolah (ATS) dapat kita kategorikan pada dua faktor:

Faktor internal;

Faktor eksternal

Sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkaitan, tidak hanya disebabkan hanya oleh satu faktor. Kenapa demikian?. Pendidikan merupakan hal yang sangat komplek, melibatkan anak itu sendiri, orang tuanya, lingkungan masyarakat maupun pemerintah dan swasta. semua komponen tersebut memiliki kontribusi terhadap keberlangsungan pendidikan generasi muda.

Faktor internal misalnya, rendahnya minat belajar, terjadinya kebosanan dalam belajar, kenakalan. hal tersebut merupakan faktor internal dari anak tersebut. tetapi bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal. misalkan proses pendidikan yang dilaluinya di sekolah formal menurutnya monoton, tidak bervariasi, seragam untuk semua kebutuhan belajar anak. Bagi anak tertentu itu merupakan hal yang membuat mereka tidak nyaman, menyebabkan minat belajarnya menurun seterusnya bosan mengikuti pembelajaran. Lain hal dengan berbagai aturan yang dibuat di sekolah yang tidak  atau kurang memberi ruang gerak anak berinovasi.

Pada kondisi lainnya terjadinya salah pergaulan atau kurang tepatnya pola asuh anak oleh keluarganya, anak memiliki karakter yang kurang baik, kurang motivasi sehingga sekolah merupakan hal yan menyiksa bagi mereka.

Faktor dominan secara internal dari anak-anak adalah kenakalan, terlibat pergaulan bebas, kasus muda-mudi dan sebagainya. Tetapi tentunya dipengaruhi juga oleh lingkungan keluarganya, masyarakat sekelilingnya maupun arahan dan pembinaan oleh sekolah.

Faktor yang cukup mempengaruhi adalah kondisi ekonomi keluarga, keluarga kategori kurang mampu. Pendidikan bukan hanya perihal pembayaran uang sekolah dan kebutuhan sekolah, tetapi perlu kita ingat masih banyak komponen lain yang membutuhkan pembiayaan, uang saku, tansportasi dan kebutuhan lain.

Ada lagi putus sekolah disebabkan gangguan psikologi, misalnya perundungan oleh teman, pernah dimarahi guru dan faktor lain yang berkaitan dengan psikologi anak yang menyebabkan anak tidak mau bersosialisasi.

Terlepas dari semua itu, faktanya masih banyak anak-anak yang putus sekolah dan yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

Pada tulisan ini tujuan saya bukan mengangkat permasalahan tersebut. Tetapi secara faktanya dengan data anak-anak tidak sekolah tentu perlu penangan serius. Karena memiliki dampak terhadap kinerja pemerintah, kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan warganya.

Seperti kita ketahui bahwa regulasi pendidikan di Indonesia telah menyebutkan jalur pendidikan itu ada jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal. Tetapi masih banyak masyarakat belum memahami pendidikan nonformal itu sendiri.

Secara pengertian pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (undang no 20 tahun 2003) pendidikan nonformal cukup beragam mulai dari kelompok bermain, Pendidikan Anak Usian Dini, Kesetaraan, Kursus dan lainnya yang tidak ada di jalur pendidikan formal.

Pada tulisan ini sudut pandang penulis folus pada layanan pendidikan nonformal yaitu program kesetaraan. Program kesetraan adalah jalur pendidikan nonformal yang setara dengan pendidikan formal, dengan kategori :

Program Kesetaraan Paket A, setara denga jenjang Sekolah Dasar

Program Kesetaraan Paket B, setara dengan jenjang SLTP

Program Kesetaraan Paket C, setara dengan jenjang SLTA

Sebagai pendidikan alternatif atau pengganti, program paket A. B dan C bisa diikuti oleh anak-anak tidak sekolah ( putus sekolah ) yang lebih fleksibel dan muatan pembelajaran yang sekiranya dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar, latar belakang dan faktor lain dari hasil identifikasi calon warga belajarnya. Proses pembelajaran yang bisa dilaksanakan di mana saja, sehingga dapat menjangkau anak-anak lebih dekat. Pembelajaran yang bisa saja dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar di kantor lurah, di kecamatan, balai desa atau tempat yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Anak-anak bisa heterogen, berbaur tidak hanya dalam rentang usia yang relatif sama, bisa juga diikuti oleh orang-orang dewasa yang membutuhkan ijazah.

Karakteristiknya pendidikan nonformal program Paket A, B dan C tidak menyarakan menggunakan pakaian seragam, jadwal belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu warga belajarnya.

Apakah proses belajarnya mengacu kepada kurikulum ? tentu saja, tetapi perlu penyesuaian dengan hasil identifikasi terhadap warga belajar tersebut sehingga proses belajar adalah dari hasil kesepakatan, dan pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan waktu para pesertanya.

Pada fase akhirnya juga akan memperoleh raport pendidikan dan ijazah yang setara dengan pendidikan formal di jenjang yang sama.

Jika pendidikan nonformal bisa dipahami dan disosialisasikan di masyarakat secara masif tentunya tingkat pendidikan di masyarakat lebih meningkat. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kita yang lebih berkualitas. DI lain sisi tentunya anak-anak yang putus sekolah yang ada di jalanan, dapat kita arahkan lebih baik. semoga

**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun