Kian runcing malam menikamkan syair dalam jiwaku
membelah ingatan mengawang di langit remang
lampu jalanan, taman nan sunyi dan jejak kaki perempuan wangi
dedaun tersibak angin, dingin meracuni asap-asap
ke angkasa berbaur pedasnya kuah cuanki
adakah pertanda malam begitunya menyisakan cahaya
di hari- hari yang redup.
masih siuran  lalu lalang dalam ruang hampa
mencari diriku yang tak ingin tersesat, jalanan
dengan gang-gang sempit dan senyum rekah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!