Aku ingat, dua belokan tajam dan curam
Kutahan segala wujud semesta dan suara angin
Aroma hutan dan derit rem mencengkam
Segala kenangan,
Dan di dadamu yang bergemuruh penantian
Di ranting rangas musim kemarau itu
Atas wujud kepulangan,
Balutan kecemasan dan suara elang
Melayang di pingir jurang
Menuju alamat yang kita sebut pulang
Tanpa perayaan, kecuali nyaring gemericik
Air mata ibunda
Sepanjang pepohonan sebagai kita tandai
Sedahan rindu yang tak bisa di dustai
Kini, sekelabat bayangan Tebing Tarah
Tempat pernah kehilangan jejak
Tempat sumur-sumur asa kita timba
Merajutkan kisah-kisah anak sekolah
Mengeja kata cinta
Kata-kata bagai pujangga
Di tengah sawah
Ohh, dunia yang semakin sempit dalam kepala
Betapa jarak waktu tak hingga,
Menjadi kenangan sepanjang usia
Kini, ku balik-balik ingatan
Masa yang mengajari segala perih
Dalam perjalanan
Bandung, Â Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H