Rizal De Loesie, Yufrizal Pasaman
Bukan aku menyulut malam
Nyalakan bara ditiap titik aura
Namun engkau meneteskan hujan
Bukankah tak berbatas ruang dan waktu
Bila cinta, mengarak rindu bergayut tali sepi
Menoreh getah rindu sepahit ampas waktu
Tak habis-habis membalik kenanagan
Ketika penantian hanya butiran jeda
Nyala bara itu meneteskan airmata,
Di tengah rimba raya, kata hanya ungkapan
Sayup berasa bisikan kasih
Pelukan malam begitu syahdu membaca rasa
Seakan kepergian wujud segala remuk
Menghempaskan asa yang singgah
Aku tak begitu mahir lagi mengeja takdir
Tak semanis garis bibirmu yang merah
Tak segerai rambut terkusai angin
Di atas perahu laju, tanpa arah
Kita begitu rapuh menjejak langkah
Kini, kita sirami segenap rindu, segenap cinta
Fotamorgana  menginjak telapak dan jejak
Permainan ombak di butiran pasir
Pupus, pecah buih-buih yang harusnya
Kita genggam
Casa De Esta, Pebruari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H