Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gunung Pasaman

31 Januari 2022   01:52 Diperbarui: 2 Februari 2022   15:12 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sebait puisi di  gunung Pasaman terurai pucuk Serai kelembah

Jatuh jua linang air mata mengenang, sepatah kata dari catatan ayah

melayang sayap elang rezki adalah segenggam  patut di syukuri

Jalan menuruni bait-baik doa, petitih pepatah janganlah patah,

Bersebab tugas hanya menyampaikan yang mengeram di ujung lidah

Berputik dalam hati, tersenyum segaris bibir.

Riak Batang Anang itu sampai ke Sumpu,

Hanyutlah segala wujud yang menjadi racun,

Putih makrifat putus yang tak wujud

Tampak yang tak tampak, melihat dengan batin

Merasa dengan sukma...

Jangan pernah mengkritik karena kebencian,

Mencari celah kelemahan, karena sempurna

Sungguh tak pernah ada.

Tiap wujud tak diciptakan sama, perbedaan bukan raja

Atas segala kelebihan itu sungguh adalah wujud ujian sebatas kemuliaan

Atau keangkuhan

Maka lahirlah seutas tali cinta kasih yang mampu menghapus segalanya

Yang meratakan pandangan mata, yang mengabar dan mengaburkan sukma

Sejatinya dia, adalah maha sempurna yang mengajari cara hidup,

Memilihkan kata-kata dalam alam semesta, untuk menghargai

Betapa manusia kadang merasa melebihi Tuhannya,

Kembalilah, semesta akan selalu menjaga atas kuasa-Nya

Tiada lebih tiada kurang, menurut takaran yang tak bisa di tawar

Lalu keangkuhanmu hanyalah bait irama yang menyesakkan,

Tiada berarti apa-apa.

Casa De Esta, Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun