Muasal hujan adalah kesedihan.
Tak sekukuh pelukan daun pada ranting
Pada genangan puisi itu, luka dan air mata
Wujud semesta. Yang tak hangat lagi
Menyusuri kemana saja arah angin, arah badai
Yang porak porandakan janji rindu
Mungkin di dada kita,
Tak asing lagi dengan gumpalan awan hitam
Matahari menyepit antara jeruji nasib
Bulan hanya bayangan kelebat hitam
Antara deretan lampu kota,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!