Muasal hujan adalah kesedihan.
Tak sekukuh pelukan daun pada ranting
Pada genangan puisi itu, luka dan air mata
Wujud semesta. Yang tak hangat lagi
Menyusuri kemana saja arah angin, arah badai
Yang porak porandakan janji rindu
Mungkin di dada kita,
Tak asing lagi dengan gumpalan awan hitam
Matahari menyepit antara jeruji nasib
Bulan hanya bayangan kelebat hitam
Antara deretan lampu kota,
Laron yang hilir mudik menunggu penghentian
Mencumbui cahaya redup itu
Muara kegelisahan yang mulai tumpah
Menangkap dedaunan muda yang hanyut
Dalam ratusan pelukan
Hujan menulis bait-bait pahit,
Sederas air mata pengembaraan do'a
Bandung, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H