Setiap kali menulis aksara tentangmu, Ibu
Tak pernah kuasa, bergulung rasa mengejar ombak batinku
Menyesak pembuluh nadi, menggurat tali jiwa
Angin membawa matahari ke pulupuk mata
Hanya air mata menderas jatuh di lekuk wajah
Yang selalu kau sentuhkan jemarimu
Sampai kini, Â telah mengerut jemari itu menorehkan kasih sayang
Tak akan sanggup kubalaskan walau alam semesta
Kutumpangkan padamu,
Ibu, aku tahu, begitu mahalnya airmata dalam pelukanmu
Hingga tak bisa kutawar beribu makna
Begitu kasih sayang tak pernah usang,
begitu cinta tak pernah sirna
Pada airmatamu tak ada kekeringan jiwaku
Ibu, tak perlu suara untuk berucap
Tak perlu telinga untuk mendengar
Karena batinku adalah batinmu
Mengalir deras kasih sayang
Bandung, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H