Setiap kali menulis aksara tentangmu, Ibu
Tak pernah kuasa, bergulung rasa mengejar ombak batinku
Menyesak pembuluh nadi, menggurat tali jiwa
Angin membawa matahari ke pulupuk mata
Hanya air mata menderas jatuh di lekuk wajah
Yang selalu kau sentuhkan jemarimu
Sampai kini, Â telah mengerut jemari itu menorehkan kasih sayang
Tak akan sanggup kubalaskan walau alam semesta
Kutumpangkan padamu,
Ibu, aku tahu, begitu mahalnya airmata dalam pelukanmu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!