Sajadah
Air, laut tanah dan gunung apapun terhampar adalah sajadah.
Sajadah semesta tempatmu meminta.
Tempat doa-doa ditaburkan bersama asa.
Sebutir benih yang kau tanam telah menumbuhkan butiran kebaikan.Â
Setangkai padi, sehelai daun menjelma beribu kebaikan dari tuhan.
Semua hanyalah dari-Nya.
Di atas  sajadah itu kau bangun sekat-sekat membatasi dirimu, sedangkan semesta langit tak dapat kau lihat batasnya.
Tuhan sejatinya tak membedakan apa-apa.
Gunung adalah sajadah tempat kau pandangi  betapa jauhnya karunia bertebaran
Laut samudra yang tak mampu kau ukur luasnya kasih sayang pencipta.
Rasa syukurmu kau ukur-ukur
Ibadahmu kau tunda-tunda
karena waktumu hanya memungut nikmat-Nya
*
Di atas sajadah itu masihkan kau taburi dosa
Kau tanami benih-benih dusta  yang menumbuhkan akar-akar kebencian, perpecahan.
Dan menumpahkan darah-darah anyir tanpa dosa
Membunuh berjuta impian menjadi kezaliman berimamkan katamu kebenaran.
Tak ada kebenaran bersendirian, kebenaran hakiki lahir dari nurani yang dituntun illahi rabi.
Tumbuh pada keping-keping hati yang mendalami hakikat tuhan
*
Di atas sajadah engkau menjelma manusia, dari segumpal tanah kembali ke tanah.
Dari yang paling bawah kembali ke bawah
Karena sesungguhnya kita adalah hamba yang harus merendah
Bandung, Pebruari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H