Ditengah badai, cuaca terbaca dilangit-langit kata
Membenih bumiku pada galau semesta
Yang semakin tua
Namun dosalah pada semesta
Yang semena-mena
Dari tangan-tangan penuh dosa
Kini, buka pembalasan rasa iba
kita reguk di buih-buih senja yang hitam
Senja dan malam tak berbatas lagi
Hanya gulita
Dan tepian sepi
Dari sini engkau berharap surga
Dari tangan-tangan yang hanya berbulu nafsu
Alam yang tak lagi menanti seutas senyum pagi
Angin yang tak lagi menata arah
Matahari kian runcing menanam cahaya
Laut bercanda badai.
Dari gunung-gunung yang mulai muntah
Segala tanda-tanda tak lagi ramah
** Kota Bandung, November 2020****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H