Aku hafal benar aroma angin menutup pintu yang kuketuk berulang
Di hari kelahiran
ketika angin mengutuk di telinga saat impit hidup telah menyesak
Aku hafal benar liukan angin pada ilalang menumpahkan inspirasiku di ladang puisi
Seperti aku mengenal benar diriku penuh sukatan ketidak sempurnaan
Dan aku benar paham rasanya di lamun angin,
Yang merontokkan bulu mata menatap cakrawala
Tempat kusandarkan do'a
Dan angin benar-benar terlalu dekat di jendela
Membawa rinai,
Dan angin yang telah merahimkan syair-syair
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!