Rizal De Loesie
Aku masih ingat, setumpuk kata di atas ranjang dan kembang
pernah wanginya menajamkan imajinasi dalam bait puisi
Seperti sepasang sayap elang, menyimpan diriku
Pada bagian terdalam. Telaga kata cahaya selendang bidadari
dalam lukisan langit
*
Mengapa kau berlabuh dalam perahu yang terkepung angan
Sedangkan cahaya kau genggam diam-diam
*
Pun kini,
tersisa bangkai sampan tersandar di dermaga penantian
tak berujung,
elang tak membentang kepak,
sayapnya basah gulungan ombak airmata
sejak senja itu, matahari telah lupa mengetuk siang
Bandung, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H