Negeri warisan
Subur tanah dari lembab darah dan airmata,
Ilalang terhampar sejauh mata pedang
Yang menancap mendekap tepian pilu
batu karang dari peluru yang bersarang
Kini, tanah terwariskan dengan wasiat jimat
Turun temurun.
Kita genggam, merupa jiwa yang dititipkan
Demi anak-anak, demi kejayaan
Yang disenandungkan di medan perang
Tak mengharap sepetak balas
Hanya ikhlas tertebas desing peluru dan belati
tubuh gigil di hati baja
Negeri warisan yang kita genggam
Melepasnya satu persatu demi sesuatu
Menjarah atas nama kemajuan zaman
Di atas nama pembangunan
Kita lelang ladang-ladang
Kepada yang datang- bertandang
Dan memagari tanah-tanah ini
Di atas pusara darah dan air mata
Jalan, jembatan dan swalayan
Untuk yang mukim berkecukupan
Hanya secuil dekil  bersimbah anyir darah  pejuang
Menggarap tanah yang tak lagi hak
Tak lagi bebas memandang laut dan gunung,
Pintu gerbang di buka dengan banyak penjaga
Kita saksikan semua, atas nama anak bangsa
Pewaris yang tak ahli waris
Atas nama, dan untuk segala
Kemana arti sesungguhnya
Kebersamaan pemerataan, kemakmuran
Yang tersusun dibawah jari -jari politisi
Bandung, 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI