Akhirnya,
Pendakian ini begitu terjal
Harus kuukur tali nafas dan ingatan
Kepadamu.
Pada kelebat kabut dan belereng
Kini, kutarah jiwa di Tangkuban Prahu
Menghitung dinginmu
Pada rangas ranting
Pada lengking kuda jantan
Di antara sengau suara angklung
Dan kala tatapan jatuh di kawahmu,
Kini berkabut, tak jelas lagi
Garis senyum dan ranum bibirmu
Lalu langkah ini tertatih
Ragu-ragu ,
Tanah yang mengeras, batu bercadas
Kusandarkan bait-bait puisi,
Memancang tanah lengang
Yang tak berpenghuni
Tangkuban Prahu
2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H