rembulan tumbuh di akar awan
Cahayanya menyiram hati, Â helai daun yang
ditelanjangi angin menjamah wangi bunga
ke dalam sari-sari cinta dan kerinduan
bulan bertampuk  kasih Illahi
tak henti-henti dalam keangungan
**
Malam ini, kekasih
Kugurat cahaya rembulan kepangkuan mimpi
Menemui sarimu dalam pati rasa sesungguhnya
Dalam helai-helai doaku untukmu
Biarkanlah angin sekedar singgah
Menyusupkan bisik padma kepadamu
*
Mungkin cahayaku redup lindap,
Sebab rantingku rapuh dari kesempurnaan
Dera dan deru hidup yang kuhirup
Tak selamanya membuatmu takjub
**
Tetapi, kekasih
Rembulan tlah kukirim setiap saat
Di atas segala asa dan harap
Aku menggenggamkan duka-dukamu
Bukankah jelaga jiwaku salah hinggap
Karena aku kehilangan dekap
**
Ketahuilah kekasih,
Walau ketersisihan ini menjadi rasi
Dalam samudra gulita yang ku tuai
Masih ada benih-benih embun belum turun
Di celah dedauan,
kesempurnaan adalah kemustahilan
Aku belajar dari awan,
Hitam putih kehidupan
Bandung, April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H