Di batas senja aku masih mengukir awan kemerahan
Tersungging  senyumu di antara rayu daun ilalang
Angin terlalu angkuh memeluk wangi rambutmu
Sedangkan ciutan burung melayang-layang
Seperti angan,
Sudah senja kesekian, tali langit yang kupagut
Antara desau angin dan riuh reranting kata
Yang pernah singgah di pucuk-pucuk  harap
Disaksikan meja kayu dan cangkir kopi
Kini senja lagi,
Jingga berkelana dalam cawan - cawan penantian
Mengapungkan siksa batin pada tempias angin
Reranting rangas berderak menunggu jejak
tirai jendela tak pernah jua tersibak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H