Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencium Laut Menyembunyikan Air Mata

27 Januari 2019   14:35 Diperbarui: 28 Januari 2019   00:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut telah meminangmu dalam gulita dan sunyinya. Aku tak pernah tau di manakah engkau atau jasadmu. Yang tinggal hanyalah berita duka yang memporak-porandakan tali jiwaku, keping hatiku yang berserakan dalam kekecewaan dan hancur sudah. Aku tidak mengenali diriku lagi.

Saat kau mau berangkat ke Natuna hanya sekenar pengobat rindu pada saudaramu, kau mengajakku, tapi aku tidak bisa saat itu. Aku baru saja masuk kerja, tentu tidak bisa semena-mena minta izin. Kau memahami saat itu, tapi rasa rindumu pada saudaramu tak bisa kau bendung. Kau berangkat sendirian.

"Sayang, aku merindukan kau di sini, aku menyayangimu" terbata kata-kataku keluar di antara linangan airmata memandang jauh ketengah Samudera.

"Aku masih berdiri di atas dermaga kita, dermaga tempat engkau berangkat juga dahulu, dan mengingat semua peristiwa kasih sayang kita, mengingat utuh dirimu dalam dekapanku." Namun kutemui angin semakin kencang menerpaku, seakan salam darimu dan membisikan kata-kata indahmu padaku.

"Abang, aku pulang dulu ya," kata itu setiap perpisahan kita engkau ucap sambil melambai menaiki perahu, setelah kita berpisah saat pertemuan senja. Tapi kata itu benar-benar engkau pulang dulu. Engkau pulang selamanya kesisi-Nya. Meninggalkan keping-keping kenangan yang tak akan pernah aku hapus.

Kembang mawar ini masih ditanganku, kembang kesukaanmu. Dengan airmata dan isak tertahan kutebar tembang ini sayang, aku selalu ada untukmu, karena engkau belahan jiwaku. "Wieka, aku mencintaimu" kata yang belum pernah aku ucapkan dulu.

"Selamat jalan sayang" aku menciumi air laut menyembunyikan airmata.

Indragiri, suatu dermaga pulau kecil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun