Bila sajak ini nanti mati,
Tulislah  di nisannya
"Sajak terlalu lelah mengurak langkah"
wafat saat purnama
meninggalkan anak kalimat
dan diksi
***
Rembulan lembut  menyapu reranting dan daun
Pokok jambu dan bangku di halaman rumahmu
Yang masih kuingat dalam alam bawah sadar,
Karena sadarku telah teracun benih lupa
Menjadikan langkah menjauhi  trotoar dan debu
Aku merayapi tepi-tepi mimpi
Dalam ketiadaan
**
Aku terbelenggu pada akal sehat dan iman,
Mengikut alir-alir  rupa dunia
Dalam kemerlap cahaya bulan buatan
Di lorong-lorong waktu bar dan caf
Menidurkan kepalsuan dan menindihnya
Dalam ketelanjangan masa
**
Masih mengintipkah engkau di jendela?
Mengitari langkah dan jejakku
Memaafkan  dan menerima?
Tidak,
Itu hanya  penjara  di teras rumah
mimpi  digerus lenanya hujan
Aku tak  yakin,
Hujan  membasuh luka
**
Bandung, Â 7 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H