kesunyian memagutkan akarnya pada pokok-pokok ketiaadan, bukankah serpih sepi itu sebenarnya merupa dedaunan airmata yang tak sempat jatuh, perih jemari  waktu yang tak kunjung menjamu damai.
Lalu, jampi-jampi didendang pada ujung petang, sebelum senja meraba sanubari dalam gulita, menebarkan getar-getir di ujung pedang.
Sulam malam mengakar, berbiak dan mekar menjadi lelah,  aroma asing kaki langit  mengintip dibalik lelapnya bulan. Pun bintang-bintang telah lama pulang, tinggalah tirani menyulam sepi, menjalinnya menjadi nyeri.
Pada pusara kata, habis kikis diksi melukis dinding-dinding semu. menarik garis-garis putus yang pupus
Sepi menepi, jiwa telah lama pergi
Puisi mati suri. di keranda jiwa
**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H