Celung rindu menadah angin
sampaikah kepada-Mu?
ah, biar  kuserah pada
semilir pengiring air
yang tiada henti mengalir
selayak rezki yang ku mimpi
datang bertubi, tiada henti
**
t'lah kubuka tiap tingkap harap
menunggui cahaya temaram
penjernih langgam jiwa terbenam
nan lelah tanpa menyerah
kepadamu ya Allah
**
cawan asa senantiasa ada
menganga dalam luka lara
waktu berinsut terlalu larut
aku terdera badai berderai
yang tak kuasa menahan beban
**
hanya cerug hati yang tak mati
walau segenap gempita terhimpit dosa
Engkau tak akan kehabisan kasih,
di sini, sejumput doa dan rindu
menjadi satu. Kepada-Mu
 Bandung, 7 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H