kebun teh sembunyikan kenang
waktu terpaut mencumbu  dedaunanÂ
di sana doa-doa singgah, asa tertadah
burung cemas hinggap di pohon
setengah mati, ajak bernyanyi
**
hidup  redup, kepada siapa selain tuhan
bersandar di akar teh yang tercabik jalan
menyusuri debu  tanah membasuh dendam
menjerat telapak saat hujan rebak
lalu, hirup se cangkir kopi di lereng Kerinci
menggurat puisi-puisi menguas sunyi
**
kepada-Nya jalan direntang
kesah berkisah,
lembah  berasa mati, walau
tarian kupu-kupu dan capung mengapung
gerahku tiada terbendung
jejak tertapak di Kota Bandung
**
ada kerinduan berselimut kabut,
tabir  senjakala dalam alunan bansi
luruh sudah genang kenangan
di sudut mata jatuh berenang
kerinduan disembunyikan lagi
di cangkir kopi
**
Kota Bandung, 2 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H