Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Cangkir Kopi Keseribu

17 November 2018   20:51 Diperbarui: 17 November 2018   21:14 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kopi hitam lebat gulita, beralas  ketabahan takdir

terhempas detak waktu menjadi deret angka almanak

selama itu pahit  getirnya melumat ujung lidah,

mencakar-cakar gula dan riak air, gulalah kalah

**

lalu, semburat cahaya di celah gunduk bukit itu

ada bebatuan rebah, ujungnya tajam

menembus labirin  kasih

terhempas dia menyusup dalam cerug sunyi

membalut tapak langkah

**

bila bulan setengah purnama, aku ingat

kata bunda. Itu surga bagi balita 

yang sudah tiada ...

adakah makam jiwa yang lara,

sebelum ranting dipertemukan tungku

unggun ketiadaanya  menjadi abu

**

tentang cangkir kopi keseribu

getar cipir alasnya menghenyak langkah

rasa  takut berkalut tersulut

jadi sabak tertatak.

Sebelum tetes airmata renjana ibunda

dibawa pawana nirmala

ke dada anaknya

**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun