Kini hanya se carik kertas.,
Dengan aksara yang rebah
Tertiup angin di sisi trotoar
Ada debu melekat menjadi kulit
Sembari kata hanya gumam,
Penghantar malam
**
Begitu takjup, hujan yang ranum
Telah kikis sanubari selapis,
Bicara tentang kesabaran,
Pada tajuk sebuah koran
Dan. Kotoran-kotoran
diselipkan,
**
Sesudut  kamar kontrakan
Lengkap sudah,
Dapur dan kamar mandi,
Menyatu dalam puisi
Tiada bait pemisah,
Antara kebenaran dan salah
**
Hidup.. inilah kehidupan
Aroma malam, siang yang lengang
Wangi --wangi datang dalam balut,
Gaun telanjang,
Bulan pucat setengah,
Kakinya matahari,
**
Se carik kertas, ku sulut,
Tanpa lagi kopi dan puisi,
Biar malam rekah,
Kutinggalkan rona bintang
di  langit kutulis sajak rembulan
***
Bandung, 24 November 2017
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H