Jiwa berteriak lantang di pingir jurang
Camar mengurai kepak tersangkut kabut
Sayap waktu terurai buih karang, hening
Jalanan tertabur duri, retak gemuruh
Ranum dukanya disela badai
Lahir  di tangan pengucap sumpah
**
Senyum bak rembulan,
sambil menggenggam matahari,
menyisihkan beling ditelapak kaki
memungut satu-satu simpul kata
lirih senandung beribu senja,
ia tanam mencakar bebatuan tak peduli,
suatu ketika badai akan mengurai renyai
**
Ia tahu, sekian banyak pembayar dosa,
Bukan dosanya,
Para pemikul beban, bukan bebannya
penabur angin, akan menuai badai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H