Prihatin saja mendengar masih ada segelintir proses pembelajaran di sekolah yang menganut paham-paham lama. Siswa masih diposisikan sebagai objek dalam pembelajaran, siswa harus manut terhadap semua instruksi guru dan jarang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Hal ini tentunya tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pendidikan yang menempatkan siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran, siswa perlu dilayani, dibimbing dan diayomi.
Satuhal lagi yang menggelitik penulis adalah masih adanya pola pemberian hukuman kepada siswa atas sikap dan kealfaannya. Hukuman kepada siswa tentu boleh saja, sepanjang pemberian hukuman dan sanksi tersebut sudah dianalisa dan diberikan dalam koridor mendidik. Artinya setiap hukuman yang terpaksa diberikan harus memiliki nilai edukasi dan mempertimbangkan berbagai hal, misalnya ringan beratnya hukuman, usia siswa, tingkat kesulitan, latar belakang siswa serta mempertimbangkan resiko atau dampak dari hukuman yang diberikan.
Analisa Tingkat Kesalahan Siswa,
Sebelum memberi hukuman sebaiknya analisa terlebih dahulu seberapa kadar kesalahan yang telah dilakukan oleh siswa kita. Apakah dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Apa faktor yang menyebabkan siswa berlaku seperti itu.
Pikirkan Sanksi yang Berimbang
Prioritaskanlah memberi sanksi berupa nasehat dan arahan ataupun memberi peringatan kepada siswa, sebelum dijatuhi sanksi yang lain. Berilah sanksi atau hukuman yang berimbang dengan kesalahan yang dilakukannya.
Pelajari Latar Belakang dan Kepribadian Siswa
Seorang guru seharusnya memiliki referensi yang lengkap tentang kondisi siswanya, baik kemampuan inteltual, kepribadian, latar belakang keluarga maupun kondisi kesehatan dan fisik siswa. Bisa saja kita keliru memberi beban hukuman kepada siswa yang lemah dan penyakitan dengan disuruh berdiri atau dalam bentuk aktifitas fisik lainnya.
Hindari Hukuman dengan Kontak Fisik,
Upayakan dengan keras setiap hukuman dan sanksi kepada siswa tidak melibatkan fisik, atau kontak fisik maupun menggunakan alat yang bersentuhan dengan fisik siswa.
Semua Sanksi/ Hukuman Memiliki Nilai Edukasi
Perlu diingat, semua sanksi maupun hukuman yang diberikan kepada siswa harus memiliki nilai edukasi yang baik. Memperkaya kemampuan dan keterampilan siswa. Hukuman yang diberikan juga relevan dengan proses pembelajaran yang dilalui, dan guru tahu persis hukuman yang diberikan akan mampu dilaksanakan siswa.
Jangan Hukum siswa Karena Benci
Hukuman yang diberikan jangan didasari oleh kesal, benci maupun amarah, sehingga guru keliru dalam memberikan sanksi. Hukum lah siswa pada kondisi tidak dalam keadaan marah-marah. Adakalanya hukuman yang diberikan guru berkesan untuk menyiksa siswa secara fisik maupun secara psikologis. Pernah penulis dengar sanksi yang diterima seorang siswa menuliskan kalimat yang sama dengan berulang kali.
Memang menjadi guru itu sulit, banyak beban dan ilmu yang harus dimiliki, terutama ilmu yang berkaitan dengan karakter anak. Di sisi lain tidak dipungkiri juga siswa banyak yang bandel dan tidak mengikuti tata aturan yang ada. Tapi satu hal diingat, para guru ada karena ada mereka para siswa kita, yang harus senantiasa kita ayomi.( 23.08.14)