Ilmu kedokteran merupakan salah satu cabang ilmu yang sedang mengalami deligitimasi, khususnya di Indonesia. Ada beberapa hal yang menyebabkan ini terjadi. Pertama, pelayanan kesehatan lebih dominan diwarnai oleh unsur bisnis. Hal ini menyebabkan mayoritas masyarakat berpengasilan rendah semakin enggan untuk mengakses pelayanan kesehatan yang ada. Kedua, pandemic ini menyebabkan kelangkaan, baik obat maupun pelayanan kesehatan itu sendiri.Â
Kondisi ini menyebabkan masyarakat yang sedang menderita suatu keluhan kesehatan mencari alternatif yang bedasarkan kepada tradisi. Ketiga, perkembangan informasi yang terbuka dan massif, menyebabkan kebingungan massal. Kondisi ini menyebabkan masyarakat meragukan informasi yang bersumber dari institusi formal.Â
Pada saat ini tidak sedikit masyarakat yang tidak percaya kebenaran covid 19. Lebih jauh mereka juga menolak untuk divaksin yang merupakan kebijakan utama pemerintah dalam mengatasi pandemic.
Selain ilmu kedokteran, ilmu pendidikan juga mengalami degradasi. Situasi pandemic yang tidak mengizinkan sekolah dibuka, menyebabkan hampir 2 tahun anak-anak belajar di rumah. Penggunaan teknologi informasi sebagai instrument pembelajaran jarak jauh membuat banyak orang mempertanyakan masih perlukah keberadaan sekolah?
 Pertanyaan ini langsung direspon cepat oleh beberapa pihak untuk membuka pembelajaran daring, bahkan secara gratis. Homeschooling juga semakin popular dan digemari oleh berbagai kalangan. Sistem pendidikan yang berbasis tatap muka di kelas semakin disadari hanya bermotif bisnis belaka, sama halnya dengan dunia kesehatan kita yang sebelumnya dibahas.
Dua hal di atas merupakan contoh nyata tergerusnya kepercayaan public terhadap ilmu pengetahuan. Selain itu masih banyak lagi bidang ilmu yang lain juga mengalami nasib yang sama, seperti ekonomi yang sedang diguncang dengan munculnya mata uang crypto.Â
Serta mengguritanya kekuatan ekonomi China yang tidak bersandarkan pada sistem mata uang yang lazim digunakan oleh banyak negara, yang diistilahkan oleh Bosman Mardigu dengan printing money.
Dekonstruksi Narasi
Seiring dengan deligitimasi ilmu pengetahuan yang terus berlangsung di masa pandemic. Proses dekonstuksi narasi juga sedang berjalan. Situasi pandemic yang berlarut ini berdampak pada menguatnya masyarakat mencari narasi baru. Â Narasi religious kini semakin mengemuka terutama mengenai konsep 'hari akhir'.Sebelumnya narasi religius atau teologis dianggap terbelakang, karena dianggap mengungkung kebebasan bernalar dan berpendapat.Â
Ilmu pengetahuan yang disandarkan pada tata nilai baru, yaitu sekularisme kemudian menggantikan narasi religius secara perlahan dengan lahirnya berbagai disiplin ilmu pengetahuan di Eropa Barat. Ilmu pengetahuan kemudian menjadi instumen penting bagi narasi-narasi baru seperti kapitalisme, sosialisme, bahkan fasisme.