Spiritualitas di Masa Krisis
Kirisis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Ibrahim, baik di masa muda maupun di masa tua. Diperlukan mentalitas yang begitu kuat untuk menghadapi penguasa tiran yang super power seperti Namrud dan Firaun. Bahkan ia harus menjalani hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Sebagai kepala keluarga, ia juga mengahadapi tantangan untuk meninggalkan anak dan istrinya di gurun tandus. Setelah itu ia juga harus menyembelih anak yang sangat disayanginya. Namun karena kemantapan iman Ibrahim, Allah SWT selalu memberikan jalan keluar yang tidak disangka-sangka. Inilah yang perlu kita renungi dan mengambil hikmah di masa pandemic ini. Yakinlah bahwa ditengah krisis yang menghimpin ini akan ada jalan keluar yang baik. Syaratnya ialah mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Minimal, dengan adanya keimanan yang tebal itu kita akan diberikan ketenangan dalam menghadapi masa krisis ini. Â
Selain itu, krisis ini juga mengingatkan kita akan dekatnya waktu pulangnya kita ke kampung akhirat. Begitu banyak kematian mendadak yang kita dengar setiap hari baik dari pengeras masjid mapun dari media sosial. Pandemic ini momentum yang baik untuk meneguhkan monotheisme yang didalamnya ada nilai-nilai kesamaan atas semua manusia dan juga berbagi dengan sesama. pandemi ini mengingatkan kita akan kesementaraan dunia dan materi yang selama ini kita kejar tiada habis-habisnya. Selamat Idul Adha 1442 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H