Mohon tunggu...
Yudi Yurnalis
Yudi Yurnalis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Hewan di Pemkab Lebong

Lahir di Bandung, 28 Oktober 1983.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Si "Nipah" yang Siap Menggantikan Corona?

23 Februari 2021   14:43 Diperbarui: 23 Februari 2021   15:00 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nipah Virus atau Si Nipah adalah suatu penyakit zoonosis yang berasal dari hewan yang dapat menginfeksi setiap orang dan berpotensi menimbulkan wabah Pandemi Baru setelah Virus Covid 19 atau Corona Virus (SARS Covid-2). Virus ini disebabkan oleh genus Henivavirus  dari family Paramyxoviridae.

Sesuai namanya wabah virus Nipah awalnya muncul di Sungai Nipah, Negara Bagian Perak Negeri Jiran Malaysia. Kasus penyakit ini pada awalnya ditularkan oleh Kelelawar Buah (genus Pteropus) dan menginfeksi Peternakan Babi. Babi yang sakit dan mati dilaporkan juga dapat menularkan penyakit kepada manusia.

Kasus Nipah juga terjadi di Singapura, Bangladesh dan India. Di India kasus ini dilaporkan menular antar sesama manusia.

Penelitian Virus Nipah di Indonesia juga pernah dilakukan oleh Balai Besar Veteriner di Bogor sejak tahun 2016 -2020. Berdasarkan penelitian tersebut Indonesia juga memiliki potensi dan peluang terjadinya Wabah Nipah Virus karena letaknya yang berdekatan dengan Malaysia serta populasi kelelawar Buah yang banyak menyebar di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Profesor Nidom, peneliti virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya mengatakan, wabah Pandemi Nipah virus di Indonesia sangat mungkin terjadi bahkan penanganannya akan lebih rumit dan kompleks lagi dibandingkan dengan Wabah Pandemi Covid 19 sekarang.

Ia menjelaskan penanganan Nipah virus melibatkan banyak stake holder  dan bersifat lintas sektoral serta obyek yang ditangani juga banyak. Tidak hanya penanganan kepada manusia saja tetapi juga lingkungan, dan juga hewan perantaranya.

*Diambil dari berbagai sumber

Lebong, 23 Februari 2021

drh Yudi Yurnalis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun