Kami ini orang-orang kampungan yg sukanya kampungan-kampungan, sesat pendapat, terkontaminasi kegoblokan, ngeyelan, kata mereka. Tapi kami ada di sana, kata hati yang menuntun kami.  Niat hati sekedar ingin tahu, terkadang ingin berbagi cerita, sesekali bertanya, atau hanya mengeluarkan isi hati, nyatanya kami bukan anteknya siapa-siapa, kami ini orang biasa.
Lalu kami lebih sering hanya menengok,  lalu pergi, tanpa memberi opini.
Kata-kata hati pun di simpan di hati, kalah lantang, kalah suara, tapi bukan berarti kalah nurani.
Dan terbukti,
sampai ayam jantan berkokok, rupanya rapat itu belum juga selesai.
Seseruput kopi, Â sesedot rokok lagi, dan kami masih tunggu mereka di luar.
Suara gaduhnya tak bisa tertahan-tahan. Dan bukan lagi membahas kerja, tapi gunjingan terbuka buat kami.
Biarlah, Gusti mboten Sare,
kubalikkan kata-kata mereka sendiri,
tapi seperti biasa, hanya dalam hati.
Kunikmati saja senja, pagi ini....