Mohon tunggu...
Yudit Wiadji
Yudit Wiadji Mohon Tunggu... Freelancer - FISIP Atma Jaya Yogyakarta 2014

a 20yo woman in a 13yo body

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sejarah Jurnalisme Online: Kebutuhan Manusia terhadap Informasi Melahirkan Media Baru Berbasis Internet

24 Februari 2017   05:04 Diperbarui: 24 Februari 2017   06:05 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
siliconvalleywatcher.com

Seberapa pentingkah komunikasi dan informasi pada era modern saat ini? Tentunya sangatlah penting. Pada era modern saat ini, kita tidak dapat menghindari apa yang dinamakan dengan perkembangan teknologi. Teknologi terus berkembang dari masa ke masa. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, masyarakat dituntut dapat menyesuaikan diri dan belajar.

Manusia sendiri pada hakikatnya memang memiliki rasa keingintahuan yang besar. Rasa keingintahuan yang besar inilah yang menjadikan manusia ingin belajar dan memperoleh banyak informasi. Perkembangan teknologi merupakan suatu solusi bagi manusia yang cenderung memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap apapun yang ada di sekitarnya. Perkembangan teknologi tersebut yang membuat media sekarang ini semakin berkembang dengan pesat juga.

Melanjutkan bahasan kemaren mengenai media baru, perkembangan media sekarang ini pada akhirnya juga sampai pada media berbasis internet. Media berbasis internet inilah yang dapat disebut dengan jurnalisme online. Tulisan kali ini, penulis akan membahas mengenai sejarah perkembangan jurnalisme online.

Jurnalisme online dimulai tentunya di saat sudah adanya internet. Dengan adanya internet pasti tentunya sudah terdapat komputer untuk mengaksesnya. Berbicara mengenai komputer, Ted Nelson merupakan seorang laki-laki yang mendapat julukan “a computer guy”, suatu hal yang cukup langka pada saat itu. Beliau mengambil jurusan program komputer di Harvard pada tahun 1960. Beliau yang merumuskan mengenai konsep “hypertext” pada tahun 1963. Setelah hypertext dirumuskan, pada tahun 1969 jariingan komputer ARPANET diciptakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk pelopor internet pada hari ini. Tujuan mereka membuat dan mendesain jaringan komputer adalah untuk bertahan terhadap serangan nuklir pada saat itu.

Kemudian pada tahun 1971 dan setelahnya mulai muncullah beberapa teknologi secara berurutan dimulai dari arsip BBC yang mematenkan atas “teledata”, sistem teletext yang pertama. Jadi, pada era 1970 hingga 1980 memang masa-masa di mana teknologi berkembang dengan sangat pesat. Proses pencetakan berita dalam format media cetak (koran) pada saat itu menjadi lebih mudah.

Hal-hal di atas kemudian membawa kita kepada era 1990-an. Pada tahun tersebut internet mulai dikembangkan. Pada tahun ini juga, teknologi nirkabel atau wireless juga sudah mulai dikembangkan sehingga memudahkan kegiatan dan pelaksanaan jurnalistik. Hingga pada akhirnya, pada tahun 1998 tepatnya 19 Januari 1998 dinyatakan sebagai tanggal lahirnya jurnalisme online. Hal tersebut berawal dari Mark Drudge mempublikasikan kisah perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton dengan Monica Lewinsky.

Bagaimana dengan perkembangan jurnalisme online di Indonesia sendiri?

Internet di Indonesia sendiri mulai muncul dan berkembang pada tahun 1990-an. Adanya internet di Indonesia ini di awali dengan hobi dari sejumlah orang yang tertarik membangun suatu jaringan komputer (aji.or.id). Orang-orang yang berperan penting dalam awal sejarah internet di negeri ini adalah Rahmat M, Samik – Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu Surya, Firman Siregar, ADI Indrayanto, dan Onno W. Purbo.

Dilansir dari Aji.or.id, layanan internet komersil pertama di Indonesia adalah Indonet yang berdiri pada tahun 1994. Layanan ini juga diiringi dengan mulainya ketenaran internet di negeri ini. Sedangkan untuk media pertama yang muncul di internet yaitu Republika Online (www.republika.co.idyang tayang pertama kali pada 17 Agustus 1994. Setelah Harian Republika terbit, muncullah Tempo di tahun 1996 dengan nama tempointeraktif.com yang sekarang dikenal dengan tempo.com (www.tempo.com). Media-media internet lainnya kemudian mulai bermunculan seperti, Bisnis Indonesia pada tahun 2 September 1996, Harian Waspada di Sumatera Utara meluncurkan Waspada Online (www.waspada.co.id) pada 11 Juli 1997, Kompas Online (www.kompas.com) yang muncul pada 22 Agustus 1997. 

Mereka-mereka inilah generasi pertama dari media online di Indonesia. Konten-konten berita online mereka kurang lebih hanya memindahkan dari edisi cetaknya kecuali Tempo karena Tempo sudah tidak memiliki edisi cetak. Situs-situs media online pada saat itu masih bersifat statis dan belum berorientasi pada bisnis dikarenakan internet pada saat itu belum cukup populer di tanah air. Setelah media-media online generasi pertama muncul dan berkembang kemudian disusullah dengan media-media online lainnya seperti detik.com, viva.co.id, dan media-media online lainnya.

Jurnalisme Online memang sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan adanya media-media online tersebut pula kita dipermudah dalam memperoleh suatu informasi tetapi tidak dapat dipungkiri, beberapa di antara kita pasti belum tahu lebih mendalam apa saja karakteristik dari jurnalisme online sendiri.

Karakteristik Jurnalisme Online tersebut adalah:

  • Unlimited Space: Unlimited Space di sini dapat dijelaskan bahwa media online tidak terbatas dalam halaman. Berita dan artikel yang akan dibagikan pun dapat sepanjang dan selengkap mungkin tanpa adanya batasan.
  • Audience Control: Audience Control lebih berbicara tentang pembaca atau pemakai dari media online ini sebut saja penikmat. Pembaca dapat memilih berita yang mereka sukai dan minati dengan lebih leluasa.
  • Nonlienarity: Apa itu nonlienarity? Nonlienarity dapat dijelaskan bahwa tiap berita dalam media online berdiri sendiri. Hal ini dapat dimaksudkan bahwa audiens atau pembaca tidak harus membaca secara berurutan.
  • Storage and retrieval: Tentunya berita dalam media online tersimpan atau terarsiplan dan dapat diakses kembali dengan mudah dan kapanpun sekaligus di mana saja.
  • Immediacy: Dengan adanya internet, segala bentuk informasi tentunya dapat dengan cepat disampaikan secara cepat dan langsung.
  • Multimedia capability: Dengan adanya internet juga, berita dapat dinikmati berupa teks, suara, gambar, video, dan komponen-komponen lainnya sekaligus.
  • Interactivity: Dengan adanya internet memungkinkan interaksi langsung antara redaksi dengan pembacanya seperti melalui kolom komentar maupun sosial media yang dicantumkan oleh pihak redaksi.  

Internet sekarang ini memang menjadi bagian dari kita. Tentunya, kita juga tidak dapat jauh-jauh dari yang namanya internet. Dengan adanya internet, media-media sekarang ini berkembang semakin pesat sehingga terbentuklah jurnalisme online. Adanya jurnalisme online ini memungkinkan masyarakat dapat dengan mudahnya mengakses berbagai macam informasi yang diminatinya.

Sumber:

Hasfi, Nurul. (2010). Tantangan Jurnalis di Era Globalisasi Informasi. Diakses pada (23 Februari 2017).

J. Heru Margianto & Asep Syaefullah. ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI) INDONESIA. MEDIA ONLINE ANTARA PEMBACA, LABA, DAN ETIKA: Problematika Praktik Jurnalisme Online di Indonesia. Diakses dari (23 Februari 2017) 

Romli, ASM. (3 Desember 2013). Jurnalistik Online: Istilah, Definisi, dan Karakteristik. Diakses dari (23 Ffebruari 2017) 

Widodo, Y. (2011). Modul Mata Kuliah Jurnalisme Online. Diakses dari (23 Februari 2017) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun