Mohon tunggu...
Yudith Reviano
Yudith Reviano Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lahir di Jakarta dan saat ini berdomisili di Bogor, Jawa Barat. Melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor Sekolah Vokasi

Hallo, saya Yudith. Saya menuangkan pendapat dan pikiran saya dalam artikel. Berharap pembaca menyukainya...

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Bonus Demografi terhadap Kemajuan Ekonomi Indonesia

16 Juli 2021   16:05 Diperbarui: 16 Juli 2021   16:30 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kalian pikirkan saat mendengar nama negara Korea Selatan dan Jepang?, diantara kita pasti langsung terbayang dengan K-Pop dan Anime. Jika kita melihat kedua negara ini di film terlihat bahwa perkembangan negara tersebut sangat pesat dan masyarakatnya pun sangat urban. Kedua negara ini pun menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat Indonesia untuk bekerja dan kuliah karena negara ini memiliki standar yang tinggi. Disamping itu, Jepang dan Korea Selatan merupakan salah satu mitra bisnis bagi Indonesia.

Bila kita melihat kebelakang memang kedua negara ini sangat jauh perbedaannya dengan sekarang. Salah satu yang mengubah kedua negara ini menjadi negara yang maju adalah bonus demografi. Bonus demografi di kedua negara ini terbilang sukses yang menjadikan ekonominya tumbuh tinggi dan mengubah kondisi kehidupan di negara tersebut. Masyarakat di kedua negara tersebut menyebut ledakan ekonomi tersebut dengan julukan Japanese Economic Miracle di Jepang dan Miracle on the Han River di Korea Selatan.

Manfaat yang ditimbulkan bonus demografi terlihat sangat menguntungkan jika kita melihat hasil dari kedua negara tersebut, tetapi suatu negara harus dapat mempersiapkannya dengan baik untuk dapat menyambut bonus demografi karena tidak jarang beberapa negara gagal melewati momentum ini akibat kurangnya kesiapan dalam menyambut momentum tersebut. Lantas sebenarnya apa yang dimaksud bonus demografi? Mengapa momentum ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara?

Dalam pengertian yang sederhana, bonus demografi dapat diartikan sebagai kondisi dimana jumlah usia produktif lebih besar daripada usia non produktif. Usia produktif disini berkisar antara umur 15 - 64 tahun. Suatu negara yang memiliki jumlah usia produktif yang lebih besar dapat membuat produktivitas negara tersebut meningkat. Negara yang dapat memaksimalkan bonus demografi pertumbuhan ekonominya akan meningkat pesat sehingga tidak jarang dapat menjadi sebuah negara maju. Lantas apakah Indonesia sudah mendapat bonus demografi?

Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik melalui Sensus Penduduk 2020, persentase usia produktif Indonesia telah mencapai 70,7% dari total populasi Indonesia. Hal ini menunjukan Indonesia sebenarnya sedang berada di dalam bonus demografi. Bonus demografi Indonesia akan terus berlanjut sampai 2030 setelahnya Indonesia akan mengalami penuaan. Jika Indonesia dapat memanfaatkannya dengan baik momentum ini dapat menaikan pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menjadi negara maju.

Lantas jika Indonesia sudah masuk dalam bonus demografi mengapa Indonesia belum menjadi negara maju ?. Karena, untuk menjadi negara maju pun Indonesia masih cukup panjang perjalanannya. Dilansir dari Kontan.co.id ( 08/02/21 ), Kepala BPS mengatakan bahwa pendapatan perkapita Indonesia berada di angka $ 3,911 yang mana turun dari tahun sebelumnya sebagai akibat pandemi yang membuat ekonomi Indonesia turun. Setidaknya suatu negara harus memiliki pendapatan sekitar $ 12,000 untuk dikatakan negara maju. Dilansir dari Okezone.com ( 28/02/20 ), Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengatakan bahwa untuk mencapai status negara maju sekiranya Indonesia harus dapat tumbuh dikisaran 8% , jika ekonomi terus berada di 5% Indonesia akan terus masuk jebakan Middle Income Trap. Momentum bonus demografi inilah yang dapat dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 Untuk membuat bonus demografi sukses di Indonesia, pemerintah perlu fokus di dalam beberapa hal seperti perbaikan di bidang pendidikan, dimana pendidikan merupakan kunci untuk dapat membuat masyarakat Indonesia berilmu. Seperti yang kita ketahui, pendidikan masih belum terlalu baik. Banyak daerah yang masih tertinggal dan belum merata, sehingga pemerintah harus memperbaiki sektor pendidikan untuk menyambut bonus demografi. Kemudian, pemerintah harus menciptakan lapangan pekerjaan sehingga usia produktif tersebut dapat terserap dengan baik. Startup yang banyak bermunculan merupakan salah satu kemajuan yang baik dalam menghadapi bonus demografi karena dapat menyerap pekerja serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Pemerintah harus memeratakan akses ke medis bagi warga untuk menunjang kesehatan masyarakat sehingga ekonomi Indonesia dapat berjalan lancar.

Bonus demografi dapat memiliki dua sisi, jika kita berhasil maka hasilnya akan sangat baik tetapi jika tidak hasilnya akan menjadikan beban tersendiri bagi negara tersebut. Usia produktif yang tidak terserap dengan baik akan menimbulkan masalah pengangguran, ekonomi negara tidak mengalami perubahan atau stagnan dan bagi lingkungan pun bonus demografi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan seperti pencemaran air atau udara hal ini sebagai akibat dari adanya tingkat produktivitas tinggi sehingga pabrik industri terus beroperasi dan mengeluarkan polusi baik ke udara maupun ke air.

 Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa bonus demografi dapat berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia jika pemerintah Indonesia memiliki kesiapan yang baik. Bonus demografi dapat mengubah ekonomi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, bonus demografi pun dapat menjadi masalah tersendiri jika pemerintah Indonesia menyikapi hal tersebut dengan kurang maksimal. Semoga Indonesia sendiri dapat sukses dalam bonus demografi ini sehingga cita cita negara ini menjadi sebuah negara maju dapat terwujud.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun