Mohon tunggu...
Yudi Minda
Yudi Minda Mohon Tunggu... Penulis - Marketer | Minda Art Production

Digital Marketer at Minda Art https://www.mindastudio.com WA.me/62811661160 (Chat Only)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Honeymoon di Pulau Tioman (Part 1)

1 Januari 2023   20:57 Diperbarui: 1 Januari 2023   21:17 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tioman Island Malaysia - Dokpri

Kisah tentang Honeymoon 

Bisa honeymoon di salah satu dari 10 pulau terindah di dunia bukanlah impianku, tak pernah terbersit dalam benak kepala sebelum ini.

Antara Bukittinggi dan Dumai

Perjalanan dari Bukittinggi menuju Dumai dengan Travel 

Menunggu kapal esok hari, menginap di hotel dekat pelabuhan

Baca juga: Senja di Akhir Masa

Rute Transportasi Kapal dari Dumai to Port Dickson Malaysia

Berbekal uang RM 1000 (ringgit) sampai petugas Imigrasi di perbatasan heran,

"Kalian mau ngapain di Malaysia cuma bawa uang 1000 ringgit?" Tanya petugas

"Ada dalam Card sini Pak Cik - Trus kami ada saudara yang menjemput di sana (Port Dickson)" jawab kami

"Oh Oke .." jawabnya.

Sudah menjadi tradisi di Border (perbatasan) Imigrasi, kalau mau ke Malaysia naik kapal Fery ada istilahnya "Uang Tunjuk". Beda kalau naik pesawat tidak ditanya tentang uang tunjuk biasanya. 

Kenapa namanya uang tunjuk?

Karena mereka hanya bisa melihat, tidak boleh dan tidak bisa memegang, meskipun hanya sekedar menghitung, karena akan dikenakan sanksi, hal ini mungkin diberlakukan Pemerintah di Malaysia untuk memberantas praktek korupsi di sana.

Melewati pemeriksaan Imigrasi ini bikin sport jantung. Deg-degan, bukan tidak mungkin kunjungan atau kedatangan akan ditolak dan disuruh pulang lagi. Itulah sebabnya kalau pesan tiket kapal Fery ke Malaysia harus return atau PP, di antaranya adalah untuk mengatasi hal ini. Kalau penumpang / bermasalah bisa langsung dipulangkan ke negara asalnya.

Welcome selamat datang di Malaysia ... 

Sesampainya di Port Dickson, pertama masuk ke Malaysia ada yang jemput Pak Cik Julius namanya. Di sana beliau terkenal sebagai pengrajin atau produsen Sonkok khas Melayu, cukup mahal harganya sekitar 500 ribu rupiah satuannya. Sementara di Indonesia sendiri, masih sekitar 50-100 rb saja songkok dengan kualitas yang bagus.

Ceritanya pergi bersembahyang mampir di satu mesjid, di sanalah kehilangan dompet dan identitas seperti KTP dan ATM negara Indonesia. yang anehnya kemudian ada yang mengrimkannya kembali ke alamat di Pekanbaru.

Menginaplah kami agak beberapa malam di Taman Anggerik, kompleks tempat Pak Cik kami tinggal. Kami dibawa jalan-jalan keliling Sekitarnya.

Episode Berikutnya - Misteri Pulau Tioman Island

Tangkapan layar Honeymoon di Awan - I am Dragon
Tangkapan layar Honeymoon di Awan - I am Dragon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun