Tidak adanya kepedulian atau penghargaan dari pasangan bisa menyebabkan seseorang merasa kesal, kecewa sehingga dia memilih pergi, dan ketika hadir orang ketiga yang lebih perhatian, walau hanya sekedar mendengarkan atau menyimak cerita, timbul rasa suka pada orang tersebut dan akhirnya apabila berlanjut, memungkinkan terjadi perselingkuhan.
2. Rasa Dendam atau Marah
Akibat terlalu sering dikecewakan dan dibuat kesal, maka seorang menyimpan dendam atau kemarahan yang dipendam.
3. Merindukan Kasih Sayang Tapi yang Dapat Pengabaian
Setiap orang pasti mendambakan kasih sayang dan perhatian terutama saat di rumah, tapi hal ini tidak didapatkan di rumah makanya dia mencari di luar rumah.Â
4. Pernah Mengalami Trauma
Seorang yang pernah trauma, biasanya dalam hal ini wanita yang trauma atas kejadian masa lampaunya. Dalam film Korea berjudul Obsessed seorang istri berslingkuh dengan komandan suaminya - dia tidak pernah menikmati hubungan dengan suaminya yang ternyata adalah orang yang telah membuat dia trauma.
5. Hubungan yang tidak Memuaskan
Kalau mau didata dan disurvey, honestly wanita yang pernah merasakan kepuasan saat berhub-ungan bisa dibilang sangat sedikit. Berdasarkan penuturan seorang Ibu dalam sebuah konsultasi, si ibu menyatakan, dalam rumah tangganya yang telah berumur belasan tahun hidup dengan suaminya, dia belum pernah 1 x pun mendapatkan yang namanya puncak kenikmatan dalam berhubungan..Â
Fenomena ini seperti gunung es, berapa banyak lagi wanita yang bernasib sama seperti ibu ini. Sementara para lelaki bergelar suami begitu mudah mencapainya, dan dengan egoismenya tanpa mempedulikan perasaan dan keadaan pasangannya yang sama juga menginginkan kepuasan, tapi tak pernah dia dapat.Â
Tentang kondisi seperti ini, mungkin ada yang tak mempermasalahkan atau cukup memilih diam, tapi sebagian lagi tidak terima dan bereaksi.
Itulah di antara sebab-sebab selingkuh.
Apapun sebabnya tidak ada alasan atau pembenaran dari kedua belah pihak tidak akan setuju yang namanya perselingkuhan. Tapi memang cukup dilematis dan tidak fair bila pasangan tidak merubah sikap dan perlakuan. Terutama bagi pihak laki-laki.
Anehnya ada istri yang membolehkan suaminya 'jajan' dengan perempuan jalanan daripada dia beristri lagi (madu). Sedangkan laki-laki yang beriman dia tidak mau melakukan 'dosa' dengan mendatangi perempuan semacam itu. Sementara dia (suami) butuh kehangatan dan pendamping yang bisa mengerti.Â
Tapi Sang istri tidak peduli akan hal ini, dia melarang suaminya kawin lagi, sementara dia enggan melayani. Begitupula halnya dengan istri.Â