Jadikan mereka anak-anak murid itu kenal dan sayang dengan kita dulu sebelum mengajar. Perhatikan mereka bukan hanya di dalam kelas, tapi juga di luar kelas, bahkan dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat juga sebagai unsur pendidikan yang tak terpisahkan, karena akan berperan sebagai lingkungan (masyarakat) yang akan membentuk karakter para siswa.
Bikin dia Dalam Pengawasan kita Jadikan Dia Ketua Kelas atau Kasih Jabatan Lain yang memungkinkan
Kalau bisa coba dia jadikan ketua kelas, kebetulan dia laki-laki. Bukan karena dia layak, tapi untuk menyalurkan - naluri kepemimpinannya yang menonjol. Selain itu juga bisa lebih sering (intens) untuk bertemu berinteraksi (dalam hal ini aspek pengawasan yang diharapkan).
Siapa tau dia lebih care, lebih bertanggung jawab, setelah jadi 'ketua' kelas!
Jangan sampai memberi contoh yang buruk
Supaya proses pembelajaran berjalan baik, tidak terhalang mental blok antara murid dengan guru, perlu Pendidikan Karakter yang Baik. Bahaya sekali mengajar dalam keadaan mereka bukan hanya tidak kenal tapi malah justru membenci kita. Karena Guru yang mengajar tidak memiliku attitude lebih baik dari anak murid. Bagaimana mungkin muncul rasa sayang dan simpati murid kepada guru?
Kenali siapa yang ada di hadapan kita ini. murid, yang belum lama ketemu, dan tidak selalu dengan kita. Kita belum tau, belum mengenal secara mendalam. Tidak mungkin kenal semua satu per satu. Tapi yang bermasalah ini butuh perhatian dan perlakuan khusus, kita harus lebih mengenalnya.
Hasil Akhir yang Diharapkan
Jangan main vonis main hukum dan mengeluarkan anak murid, cuma gara-gara tidak mengerjakan tugas.Â
Hari-hari sekarang ini berat buat orang tua dan juga mereka anak-anaknya. Terlalu banyak kendala external selain faktor sifat karakter internal mereka sendiri.
Tidak Menghukum Lebih Baik daripada SALAH MENGHUKUM
Tidak mudah mendidik manusia di jaman seperti sekarang ini. Kesemrawutan masalah sudah terlalu kompleks. Pantang tersinggung langsung Emosi dan Beraksi. Tidak Menghukum atau Menunda Menghukum lebih Baik daripada Salah Memberi Hukuman.
Dalam Hal Lain Pula, nilai yang tinggi dalam pelajaran tidak menjadi jaminan hidupnya di masa depat akan Sukses. Kadang Berlaku sebaliknya. Anak yang selama di sekolah terkenal paling nakal, ternyata berhasil menjadi "Orang" atau jadi Orang Sukses setelah dewasa.Â
Jadi jangan menjadi unsur atau faktor kegagalan hidup mereka. Penilaian secara kognitif teoritis hanya mengukur kecerdasan akal, tidak dengan kecerdasan dan kedewasaan jiwa. Hanya seorang pendidik yang mengenali dan menganggap penting aspek kejiwaan ini. Jadilah Pendidik bukan cuma Pengajar.Â