Mohon tunggu...
SYoo
SYoo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humanisme Mendorong Kita Menuju Atheisme?

25 Mei 2017   10:45 Diperbarui: 25 Mei 2017   11:06 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

  Humanisme merupakan kata lain dari kemanusiaan, yaitu hal-hal yang menuntut manusia untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan keadaan sekitar yang berhubungan dengan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Humanisme di artikan aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik. Di lain kalimat Humanisme merupakan aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik.

  Humanisme memiliki dua cabang yaitu, Humanisme Keagamaan dan Humanisme Sekuler. Humanisme Keagamaan terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia. Sedangkan Humanisme Sekuler merupakan cerminan dari kelompok atau seseorang yang men-Dewa kan atau membangkitkan globalisme, teknologi, dan menjatuhkan kekuasaan agama dalam berpikir maupun bertindak. Berikut beberapa tokoh humanisme yang telah banyak diketahui masyarakat, seperti: Albert Einsten, Abraham Maslow, Cicero, Isaac Asimov, dll.

  Sedangkan apa yang dimaksud dengan Atheisme? Dalam Wikipedia Indonesia Atheisme didefinisakn sebagai sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan Dewa atau Tuhan. Sebagai contoh yang pertama kali menyatakan dirinya Atheis adalah Baron d’Holbach, beliau merupakan penulis Perancis pada abad ke-18.

  Lalu apa hubungan antara Humanisme dan Atheisme? Seperti yang kita ketahui bahwa Humanisme merupakan tindakan atau pola pikir yang mengutamakan peri kemanusiaan dan ke duniaan. Sedangkan Atheisme adalah paham yang tidak memercayai keberadaan Tuhan atau Dewa. Dengan demikian Humanisme memberikan peluang yang besar bagi kita menuju Atheisme. Namun, hal tersebut tergantung pada pola pikir dan keyakinan manusia. Kita sebagai manusia pasti memiliki peri kemanusiaan (Humanism), namun iman dalam diri kita tidak dapat merubah sikap keduniaan menjadi Atheis. Seluruh manusia di dunia ini di berikan kelebihan dibandingkan makhluk lain, seharusnya kita dapat menggunakan kelebihan kita untuk kegiatan dan sifat yang baik di dunia. Tidak hanya memiliki simpati sesama manusia tapi juga harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar, kerena sesungguhnya lingkungan yang kita tinggali saat ini untuk masa depan kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun