Mohon tunggu...
Yudi Sugiono
Yudi Sugiono Mohon Tunggu... profesional -

Saya seorang petualang yang gemar membaca dan menulis, serta suka memperbanyak sahabat.\r\n\r\nProfesi asli saya adalah seorang tenaga ahli di bidang peralatan angkat berat yang menangani pembongkaran kapal-kapal raksasa panamac berskala international di luar negeri.\r\n\r\nDi internet saya aktif menyoroti perkembangan webmaster dan search engine google.

Selanjutnya

Tutup

Money

Perjuangan Para Pahlawan Devisa

31 Juli 2012   16:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:23 4344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pahlawan devisa dalam arti umum adalah orang-orang yang bekerja di luar negeri dan menyimpan uang dari hasil bekerja dalam bentuk mata uang negara asal, misalnya rupiah jika pekerja tersebut adalah orang Indonesia. Oleh karena itu gelar pahlawan devisa lebih lazim disandang oleh para tenaga kerja Indonesia luar negeri (TKI).

Kenapa disebut pahlawan devisa? Pertama harus kita ketahui bahwa devisa negara (pendapatan negara) hanya bisa didapat dari pertukaran uang asing ke dalam rupiah. Dengan pertukaran tersebut maka berarti rupiah sedang di beli dengan uang asing.

Sesuai hukum pasar, jika kebutuhan meningkat maka nilai harga akan naik. Dalam hal devisa, jika rupiah sering dibeli dengan uang asing maka nilai rupiah akan naik. Salah satu pembeli rupiah adalah para TKI luar negeri, dimana mereka pasti melakukan pembelian rupiah ketika hendak mengirimkan uang ke keluarga di Indonesia.

Pertukaran mata uang dari mata uang asing ke dalam mata uang rupiah ini disebut kurs, yaitu proses membeli rupiah dengan mata uang asing. Dengan seringnya para TKI membeli rupiah dengan mata uang asing yang mereka peroleh dari negara lain maka nilai rupiah akan menguat atau naik. Hal inilah yang membuat para TKI luar negeri menyandang gelar sebagai pahlawan devisa.

Memang devisa negara tidak hanya berasal dari para TKI saja, tetapi dari komoditi ekspor nasional juga mendatangkan devisa negara, karena para importir dari luar negeri tentunya harus membeli rupiah dulu jika mereka akan mengimpor barang-barang dari Indonesia.

Namun nilai ekspor Indonesia tidak seimbang dengan nilai impor, bahkan sangat jauh lebih besar kebutuhan impornya. Dengan mengimpor barang dari luar negeri maka rupiah harus ditukar dengan mata uang negara terkait yang akan di impor. Artinya rupiah lebih sering digunakan untuk membeli uang asing dari pada dibeli. Maka otomatis nilai rupiah akan semakin merosot secara perlahan jika terus menerus mengandalkan impor dari luar, sedangkan ekspor tidak meningkat.

Tetapi para TKI tetap berjuang menarik kembali uang yang lolos ke luar negeri tersebut melalui bekerja, kemudian meraka memulangkan lagi uang tersebut ke Indonesia. Sehingga membantu menahan penurunan nilai rupiah walaupun hanya sedikit saja.

Sekecil apapun perjuangan mereka dalam membantu mendatangkan devisa negara, mereka tetap pantas disebut sebagai pahlawan devisa. Namun bekerja di luar negeri sangatlah berat. Hidup di negeri orang harus ekstra hati-hati, ibarat air di atas daun talas. Sedikit saja goyang maka akan tumpah dan jatuh.

Oleh karena itu para TKI berharap ingin bisa bekerja di negeri sendiri dengan upah yang layak sesuai kebutuhan hidup di Indonesia, walaupun itu mungkin hanyalah angan-angan. Tapi mengingat antara jumlah populasi penduduk dan peluang kerja tidak seimbang, maka para TKI hanya pasrah menggantungkan nasibnya dari bekerja di luar negeri.

Akankah hal ini berlangsung selamanya? Hal inilah yang selalu berada di dalam benak para TKI yang sedang berada di luar negeri dalam rangka bertahan menghidupkan keluarga sekaligus berjuang sebagai pahlawan devisa negara.

Saya seorang TKI yang sehari-hari mengisi waktu-waktu luang dengan menulis di internet untuk mengusir kejenuhan.

Buat para pembaca kompasiana tercinta saya ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun