Mohon tunggu...
Yudistiro
Yudistiro Mohon Tunggu... -

entrepreneur domisili di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Maritim (Jangan Lagi) Setengah Hati

28 Oktober 2014   23:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:23 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Pada waktu saya mengamanatkan pembangunan Kompartemen Maritim, saya telah jelaskan bahwa geopolitisch bezien, (dari pandangan politik, ed.), tidak bisa lain bangsa Indonesia harus jadi bangsa maritim. Oleh karena geo-nya, serta pulau-pulau sampai beribu-ribu, laut, laut, laut, pendek kata geografi kita, itu sebagian dari geopolitik, menunjukkan tanah air kita adalah satu kepulauan, archipelago..

Nah, untuk itu maka saya bangunkan Kompartemen Maritim dengan ada Departemen Perhubungan Laut, ada Departemen Perikanan dan Pengolahan Laut, Departemen Perindustrian Maritim, untuk membangun bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan kuat."

- Bung Karno : Masalah Pertahanan-Keamanan


Profil Potensi Kemaritiman

Potensi kemaritiman yang dapat mendatangkan kesejahteraan jika saja dikelola secara maksimal bukan isapan jempol atau dongeng sebelum tidur, bahkan dokumen McKinsey yang dirilis di bulan September 2012 menyebut secara spesifik istilah "Archipelago Economy".

Yang harus dipahami, berbicara kemaritiman bukan hanya tentang hasil laut, ikan, berbicara kemaritiman adalah menyangkut di dalamnya seluruh potensi yang berasal dari laut, termasuk di dalamnya pariwisata, industri strategis transportasi laut, hingga energi.

Valuasinya tidak kecil, ada referensi menyebutkan potensi nya hingga 3000 T per tahun, di referensi lain menyebutkan 171 milliar USD, meliputi perikanan 32 miliar dolar AS, wilayah pesisir  56 miliar dolar AS, bioteknologi 40 miliar dolar AS, wisata bahari 2 miliar dolar AS, minyak bumi 21 miliar dolar AS, dan transportasi laut 20 miliar dolar AS.

(http://m.tribunnews.com/bisnis/2014/10/24/potensi-sektor-kelautan-mencapai-171-miliar-dolar-as)

Kementrian Koordinator Maritim

Sore 26 Oktober 2014, setelah ditunggu-tunggu oleh banyak pihak, Presiden Jokowi memperkenalkan "pembantu"nya dalam kabinet yang dinamakan Kabinet Kerja.

Momen yang menjadi menarik untuk beberapa pihak, salah satunya yang menantikan konsistensi Visi Jokowi di bidang maritim tergambar dalam postur kabinet yang diumumkan.

Adalah Prof. Dr. Ir Indroyono Soesilo,M.Sc, yang diangkat Jokowi menjadi Mentri Koordinator Bidang Maritim, disingkat, Menko Maritim.

Beliau bukan orang dengan kiprah kecil di dunia maritim, apalagi mengingat jabatan terakhir sebelum memegang amanah menteri, beliau adalah salah satu Direktur di lembaga dunia, FAO yang mengurusi aspek Sumber Daya Perikanan.

Cukup disayangkan untuk sebuah visi "Menjadi Poros Maritim Dunia", postur kementrian maritim, hanya menaungi Kementrian Kelautan dan Perikanan, Perhubungan dan ESDM. Saya cenderung membandingkan dengan postur Kompartemen Maritim yang dibangun Soekarno

Namun, di sisi lain, kita perlu hargai sebuah langkah awal dari sebuah konsistensi menjadikan bidang maritim sebagai sektor utama, untuk kemudian menjadi langkah besar di tiap berjalannya waktu.

Setidaknya ini menjadi pesan, bahwa cita-cita mewujudkan kejayaan di laut, tidak boleh hanya sekedar jargon.

Selamat bertugas mengembalikan kejayaan maritim Indonesia !

"Semasa jaya Gajah Mada, arus bergerak dari selatan ke utara, semuanya: kapal-kapalnya, manusianya, tingkah lakunya serta juga cita-cita dan citranya. Bergerak dari nusantara di selatan, ke atas angin di utara. Sebab biarbagaimanapun, Nusantara bukan saja kekuatan darat, tetapi juga kerajaan laut yang terbesar diantara bangsa-bangsa beradab di muka bumi..."

- Arus Balik, Pramoedya Ananta Toer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun