Mohon tunggu...
Yudis Tira
Yudis Tira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Profesionalisme Si Helm Hijau"

29 Desember 2016   15:45 Diperbarui: 29 Desember 2016   15:59 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Di era digital ini, sebenarnya sangat banyak peluang dan kesempatan untuk bekerja, kalo kita mau dan pintar memanfaatkan nya”

Di era digital ini, sebagian besar masyarakat khususnya yang tinggal di perkotaan padat penduduk seperti Jakarta tentunya menginginkan semua hal serba instan, termasuk transportasi, kemacetan yang kerap melanda ibu kota tentu sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Sekalipun pemerintah terus berupaya memperbaiki wajah transportasi ibu kota yang tentunya bukan persoalan yang mudah. Keinginan masyarakat untuk memperoleh segala sesuatu yang instan termasuk transportasi mulai terwujud. 

Seiring dengan hadirnya Ojek Online yang sedikit membantu masyarakat diperkotaan untuk memangkas waktu dan biaya, meskipun diawal kehadiran nya menimbulkan banyak kontroversi tapi tidak sedikit masyarakat mulai menerimanya seiring dengan perkembangan tekhnologi, masyarakat pun harus pintar memanfaatkan nya. Selain mudah dan cepat Ojek Online juga banyak dilirik karena harganya yang sangat terjangkau.

Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Setya Widjojo (40), pria humoris yang juga mempunyai usaha percetakan didaerah Jakarta ini, mulai menjadi driver salah satu perusahaan Ojek online yaitu Grab. “tuntutan ekonomi yang semakin tinggi, dan perkembangan zaman yang semakin pesat harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menyambung hidup”. “ujar Setya.

Pria yang tinggal di Jatiasem no.11,  Jakarta Timur ini, kurang lebih sudah  6 bulan menjadi driver Grab bike, namun ada hal yang patut ditiru oleh para orang tua yang juga bekerja di Ibu kota, disela kesibukannya melakukan antar-jemput penumpang ia selalu menjalankan kewajibannya sebagai ayah, yaitu mengantarkan anak nya sekolah. “tentunya tak lupa keluarga tetap menjadi prioritas utama saya”. Ujar salah satu driver Grab bike itu.

Bekerja menjadi driver grab bike, tentu tidak akan sepenuhnya menjamin kehidupannya. pria lulusan D3 Akuntansi disalah satu universitas swasta dijakarta ini, juga mempunyai usaha percetakan yang ia dirikan bersama temannya sejak beberapa tahun lalu, “ekonomi yang tidak stabil dan kebutuhan yang terus meningkat membuat kita harus pintar memanfaatkan peluang dan teknologi yang sudah tersedia.” Ujar pria humoris itu.

Agar jasanya disenangi banyak orang tentunya ia mempunyai trik sendiri dalam menjalankan pekerjaan nya sebagai driver grab bike. Selain sepeda motor yang menjadi senjata utamanya, penampilan pun selalu ia perhatikan secara detail, hingga ia rela menyisihkan uang makan nya hanya untuk membeli sebotol parfum. Semua itu ia lakukan agar penumpangnya merasa nyaman dan aman saat menggunakan jasanya.

Dalam pekerjaan nya menjadi driver grab, tentunya banyak hal yang sudah ia alami baik suka ataupun duka. Saat ditanya pengalaman, pria yang mudah akrab dengan orang lain ini langsung tertawa, salah satu pengalaman yang membuat ia tertawa adalah, saat ia mendapat order dari salah satu siswi sekolah menengah atas (SMA) didaerah Jakarta pusat, kebetulan saat itu sedang buming-bumingnya permainan Pokemon Go. Ditengah perjalanan tiba-tiba saja penumpang itu menyuruh pak setya berhenti, “berhenti pak, berhenti, nah saya dapet pokemon nya pak.” Ujar penumpang itu sambil tersenyum.

Tentunya bukan hanya hal menggelitik saja yang pernah ia alami, ada juga kejadian yang membuat hatinya tersentuh, tak sedikit penumpang yang sering bercerita tentang masalah hidupnya. “saya si simpel aja, cukup kita diam, dengarkan dan coba beri motivasi”. Ujar pak setya.

Ada satu hal lain yang patut kita contoh darinya, saat itu ada salah satu penumpang yang akan melakukan interview di suatu perusahaan di daerah Jakarta Barat, salah satu penumpang nya itu minta ditunggu oleh pak setya karena ia tak tahu jalan pulang menuju rumahnya. “pak tolong tungguin saya ya sampe selesai interview, soalnya saya ini pendatang jadi tidak tahu jalan pulang.” Pinta penumpang itu kepada pak setya.

Karena merasa kasihan akhirnya pak setya menunggu penumpangnya yang sedang melakukan interview itu, setelah lama menunggu pak setya pun mulai bertanya kepada salah satu satpam di perusahaan itu, “pak maaf kalo yang iterview disinih kira-kira keluar jam berapa ya? Soalnya saya mau jemput anak saya dulu.” Ujar pak setya kepada satpam itu.

“kalo interview si biasanya bisa berjam-jam pak”. Ujar satpam itu. Hingga akhirnya pak setya pun mulai menghubungi penumpang nya itu, dan ia mengirim pesan singkat kepada penumpang nya. Setelah beberapa jam menunggu lalu ia pun pergi karena akan menjemput anak nya yang pulang sekolah. Beberapa hari kemudian penumpang yang belum membayar jasanya itu mengirim pesan via whatts up kepada pak setya, “pak ini saya penumpang yang kemarin bapak antar interview, maaf ya pak saya tidak mengabari bapak soalnya hp saya mati, saya minta no rekening bapak saja nanti saya transfer ongkos ojek nya.” Ujar penumpang itu dalam pesannya

Pak setya pun memberikan no rekeningnya, hingga akhirnya 2 hari kemudiaan ia menerima transferan yang 2 kali lipat nominalnya dibandingkan ongkos ojek nya saat itu. Tak lama kemudian penumpangnya pun kembali mengirim pesan kepada pak setya, “pak uangnya sudah saya transfer, lebihnya ambil saja buat bapak sebagai permintaan maaf saya kepada bapak, terimakasih ya pak”. Ucap penumpangnya lewat pesan.

Meski sering mendapatkan hal-hal seperti ini, ia tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya ini, ia selalu profesional dan ikhlas dalam bekerja. “sekalipun saya cuman tukang ojek, profesional itu ya harus.” Ucap nya sambil tersenyum.

Setiap sesuatu yang dioperasi kan oleh manusia tentunya selalu ada kekurangannya, sama halnya seperti aplikasi grab ini yang memang dibuat dan dioperasikan oleh manusia. “tolong dipermudah untuk titik penjemputan dan penghantaran agar tidak melenceng jauh, dan kalo bisa penumpang fiktif diblacklist saja, mestinya itu bisa diperbaiki dengan teknologi zaman sekarang ini.” Ujar bapak satu anak itu.

banyaknya keluhan yang diberikan oleh para penumpang maupun driver itu sendiri, tentunya untuk kelangsungan grab itu sendiri agar tidak tergerus zaman, dan angkutan umum lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun