Mohon tunggu...
Yudistira SA
Yudistira SA Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bukan Sekedar Plus Minus Biasa

20 November 2017   19:43 Diperbarui: 20 November 2017   20:24 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analogi bagaimana Eritroblastosis Fetalis terjadi dan membuktikan bahwa merupakan penyakit genetika  

Saya akan memberikan sebuah analogi untuk lebih dapat memahami bagaimana hal ini bisa terjadi. Andaikan bahwa sel darah baik ibu maupun janin adalah sebuah rumah, darah dengan aglutinogen Rh-D adalah orang asing, darah tanpa aglutinogen Rh-D adalah orang dikenal, dan antibodi Rh-D adalah penjaga/satpam.

Bila suatu rumah tanpa satpam kedatangan orang asing, maka sang pemilik rumah tentunya akan lebih berhati-hati dalam menanggapi orang asing tersebut. Hal ini dikarenakan, ia tidak memiliki satpam yang sewaktu-waktu dapat dijadikan perlindungannya apabila orang asing tersebut melakukan tindakan buruk. 

Jika rumah tersebut selalu kedatangan orang asing, maka lama kelamaan sang pemilik rumah akan menghadirkan satpam untuk menjaga rumah tersebut. Hal ini seperti darah yang berhesus negatif, ia tidak memiliki perlindungan untuk melawan aglutinogen Rh-D. Maka apabila terdapat aglutinogen Rh-D secara terus menerus, darah akan memproduksi antibodi untuk melawannya. Akan tetapi, apabila rumah sudah memiliki satpam untuk menjaga rumah, maka saat kedatangan orang asingpun, pemilik rumah tidak khawatir ataupun sang pemilik rumah tidak memiliki satpam tetapi yang datang adalah orang yang dikenal, pasti pemilik rumah juga tidak khawatir. 

Hal ini berlaku apabila rhesusnya sejenis, sama-sama negatif maupun sama-sama positif. Lain hal pula apabila pemilik rumah sudah memiliki satpam dan yang datang adalah orang yang dikenal. Maka ada atau tidaknya satpam tidak akan terlalu berpengaruh terhadap rumah tersebut. Hal ini seperti darah berhesus postif dengan darah berhesus negatif.  Hal ini membuktikan bahwa Eritroblastosis Fetalis ini muncul akibat genetika.

Oleh karena itu, yang kedua kita melihat dari jenis penyakit ini. Eritroblastosis Fetalis merupakan penyakit genetik yang dipengaruhi dari orangtua kepada anaknya. Sejauh yang saya tahu dan berbagai sumber yang saya baca, penyakit genetik sangat sulit disembuhkan bahkan bisa dikatakan bahwa tidak dapat disembuhkan walaupun sekarang kita sudah berada di era modern yang teknologinya sudah canggih untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang ada di dunia ini. Dalam hal ini, membuktikan bahwa penyakit Ertiroblastosis Fetalis tidak dapat disembuhkan.

Ketiga, dari yang saya baca, janin yang tidak terkena penyakit ini, maka ia akan tidak berpenyakit pada saat lahir. Tetapi, ia dapat menurunkan kepada anaknya kelak. Karena ada kemungkinan, ia masih membawa sedikit antibodi Rh-D dalam darahnya. Dalam hal ini, penyakit Eritroblastosis Fetalis seperti tertunda pada masa sekarang, tetapi bisa menjadi tidak di masa depan. Dalam hal ini tentu saja menandakan bahwa Eritroblastosis Fetalis tidak dapat disembuhkan.

Solusi, pencegahan, dan minimalisir dari Eritroblastosis Fetalis

Dari semua hal diatas, kita mendapatkan bahwa Eritroblastosis Fetalis tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, tentunya ada solusi, pencegahan, serta minimalisir dari penyakit ini. Apabila sudah terlanjur terkena penyakit ini, hal yang dapat dilakukan hanya mengurangi efek samping dari penyakit ini, seperti anemia, hepatitis, gagal jantung, pembengkakan hati, maupun pembengkakan limfa. Sebagai contoh, untuk meminimalisir anemia kita dapat meminum suplemen penambah darah, mengkonsumsi hati ayam, maupun tranfusi darah dan gagal jantung dengan mengurangi konsumsi lemak. Yang terpenting adalah pola hidup sehat dengan memakan buah-buahan serta sayur, olahraga yang teratur, dan tidur yang cukup.

Selain itu, ibu juga dapat disuntikan Rh immunoglobulin (RhoGAM) atau obat pencegah reaksi ibu terhadap sel darah berhesus positif. Obat ini diinjeksikan pada minggu kemahilan yang ke-28, dan akan diberikan lagi setelah janin lahir.

Sedangkan pengobatan sebelum melahirkan ada banyak cara. Yang pertama, tranfusi darah ke dalam sirkulasi bayi lewat rahim ibu. Cara ini juga perlu ditambahkan obat penenang kepada janin supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Akan tetapi, obat penenang justru dapat merusak sel-sel janin. Yang kedua adalah dilakukannya persalinan dini. Persalinan dini atau biasa disebut premature, membuat janin tidak terkena penyakit ini. Akan tetapi, bayi yang lahir sebelum waktunya rentan memiliki banyak penyakit nantinya. Mulai dari fisik yang buruk (seperti mudah lelah), paru-paru yang belum matang, sampai jantung yang tidak dapat bekerja secara optimal. Serta yang ketiga adalah pemberian RhoGAM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun