Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sunrise Cantik si Gunung Batur

19 Januari 2024   16:53 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alarm di HP bunyi, dan menandakan kalau sekarang tepat jam 1:00 dini hari WITA. Saya bergegas bangun untuk bersiap karena setengah jam lagi akan ada mobil yang menjemput saya di hotel. Untungnya semua keperluan saya sudah saya siapkan dua jam sebelumya, sebelum saya tertidur tanpa nyenyak karena khawatir bablas sampai pagi.

Ya, hari ini, Rabu, tanggal 17 Januari 2024, saya akan melakukan perjalanan ke puncak Gunung Batur berdua dengan teman saya yang bernama Agung Nugroho (@agoengnug). Awal rencana sih ada beberapa orang lagi yang mau ikut, namun karena ada keperluan lain akhirnya tinggal kami berdua saja yang tetap berkomitment untuk tetap jalan. Tanpa ada keraguan. Dan setelah siap, saya tinggalkan kamar sambil mencoba menghubungi Agung yang ternyata juga tidak kalah siapnya dengan saya. 

Setelah bertemu di lobi hotel, mobil penjemputpun tiba. Sejurus kemudian meluncurlah kendaraan roda empat itu menyusuri aspal kota Bali di tengah pagi buta menuju wliayah Kintamani di mana Gunung Batur tegak berdiri. Tidak ada yang bisa kami ceritakan selama perjalanan ini karena kami berdua dalam keadaan tidur pulas .

Entah jam berapa ketika kami dingunkan oleh Pak Supir yang mengatakan kalau kita sudah sampai. Saya fikir sudah sampai lokasi. Ternyata yang dimaksud adalah sampai Kintamani di mana kami harus membayar biaya restribusi sebesar Rp. 20.000,- per orang. Dan setelah membayar, kami lanjutkan lagi perjalanan menuju base camp. Namun kali ini tanpa tidur pulas.

Jam 03:18 WITA akhirnya kami tiba di base camp yang ternyata adalah sebuah lahan parkir besar dengan dua buah warung di sisi kirinya. Diantara dua warung itu terdapat 4 buah toilet yang ternyata masih tutup dan baru akan buka nanti jam 7 pagi.

Sambil menunggu guide yang sedang dalam perjalanan, kami disuguhi teh manis panas yang merupakan compliment dari paket tracking Gunung Batur. Lumayan untuk menghangatkan badan kami yang diselimuti hawa dingin pada pagi hari itu. Kalau menurut perkiraan saya, mungkin suhu di base camp itu sekitar 18-20 derajat. Agung masih menggunakan jaketnya, sementara saya membiarkan kulit tubuh ini diterpa suhu dingin itu. Saya dan Agung sempat melihat sekelebat kilatan petir nun jauh di sana. Ada sedikit kekhawatiran kalau akan hujan. Apalagi tidak terlihat bintang sama sekali di langit Kintamani saat itu. Namun Pak Supir meyakini kami kalau cuaca akan cerah. Tentunya kami amini perkataan Pak Supir tadi.

Sekitar jam 4 kurang, guide yang kami tunggupun tiba. Dan tanpa menunggu lama, sang guide (yang ternyata masih anak muda berusia 19 tahun dengan nama panggilan Made) langsung menyiapkan head lamp dan tracking pole dan masing-masing sebotol air mineral ukuran 600ml untuk bekal kami selama perjalanan pergi dan pulang nanti. Setelah semuanya siap, segera kami mulai pendakian kami.

Bismillah....

Jam 04:17 kami mulai mengayun langkah mendaki perlahan demi perlahan menyusuri jalan beraspal nan gelap yang hanya diterangi oleh senter di kepala kami. Jalan ini beraspal karena dimaksudkan untuk kemudahan kendaraan bermotor yang akan ke Pura (ada beberapa Pura yang sempat kami lihat selama pendakian). Namun jalan aspal ini hanya dibuat sebagian alias tidak sampai atas. Sampai Pos 1 pun tidak.

Suhu masih saja dingin, tapi ternyata tidak membantu kami untuk membuat perjalanan kami lebih mudah. Dari mulai perjalanan di "titik nol" jalan sudah langsung menanjak tanpa bonus. Keringat kamipun mulai meluncur tanpa peduli lagi ada udara dingin yang berusaha menahan. Baru beberapa meter, kami harus beristirahat di sebuah Pura untuk sekedar mengatur nafas. Hanya sebentar untuk kemudian kami melanjutkan lagi perjalanan tersebut. Kali ini jalanan mulai didominasi oleh tanah. Agung sudah mulai membuka jaketnya. Dari mulut kami masih mengeluarkan asap ketika kami bernafas. Lebar jalan mulai mengecil dengan jurang yang berada di kanan dan kirinya. Kami lebih berhati-hati lagi di tengah kondisi jalan kami yang semakin gontai. "Kapal sudah miring ke kanan, Kapten!!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun