Dan betul saja, ba'da Maghrib kami semua segera menuju tempat menunggu bus yang nanti akan membawa kami ke Muzdalifah. Pengangkutan juga nantinya akan diatur perrombongan ya. Tapi kalapun ternyata nanti kita disuruh masuk duluan alias terpisah dengan rombongan, tidak mengapa. Ikuti saja, toh nanti juga akan ketemu dengan rombongan kita saat mereka sama-sama berada di Muzdalifah.
Satu hal lagi, naik bus tidak usah berebut. Pasti semua akan kebagian bus koq. Antri dan ikuti saja arahan dari petugas. Kalau perlu kita ikut membantu pengaturan keberangkatan dan menolong para orang tua yang kesulitan ketika naik bus.
Kerikil ini yang nantinya akan kita gunakan untuk lontar jumroh. Jadi kita gak perlu lagi repot-repot mencari kerikil di malam hari. Banyak orang yang bersedekah dengan cara menyiapkan kerikil itu, Masya Allah...
Begitu tiba di Muzdalifah, kami mencari lokasi yang bisa menampung semua anggota rombongan kami. Sebetulnya pemilihan tempat ini bebas-bebas saja. Hanya saja kami tetap mengikuti arahan petugas. Dan kami mendapat tempat yang tidak jauh dari toilet dan pintu keluar. Di Muzdalifah ini juga tersedia banyak karpet yang bisa kita pergunakan untuk merebahkan badan.
Walaupun begitu, kita tetap jangan serakah ya. Ambil saja secukupnya dan sediakan untuk jamaah atau rombongan lainnya. Para ketua regu kamipun bergerak cepat dengan mengambil beberapa lembar karpet untuk segera digelar guna dipergunakan untuk istirahat. Alhamdulillah... Akhirnya kami bisa merebahkan badan kami dengan beralas tikar dan beratap langit. Mengingatkan saya ketika sedang camping, hehhehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H