Harganya? Japri aja ya, nanti ketahuan sama teman-teman dan kerabat saya, hahahahhaa....
Catatan dan tips: jangan ragu bertransaksi dengan bahasa Indonesia karena penjual di sana fasih juga bahasa Indonesia. Dan berani menawar dengan harga rendah, mereka gak akan marah.
Tapi yang membuat kami takjub adalah, mayoritas pembeli di sana adalah orang Indonesia! Masya Allah... Jika melihat mereka belanja, cuma satu kata: WOW! Itu belanjaan sampai diseret karena begitu banyaknya. Hebat kan bangsa kita.
Alhamdulillah dalam hati saya melihat mereka berbelanja. Artinya Allah memberikan kecukupan rezeki untuk membeli itu semua.
Catatan dan tips: kalau memang niat berbelanja oleh-oleh atau keperluan pribadi, ini tempat yang paling cocok dengan harga jauh lebih murah dibanding Madinah. Ini yang saya maksud pada cerita-cerita di awal agar lebih baik membeli kebutuhan saat di Mekah.
Di sini juga kami tidak berlama-lama. Tidak sampai satu jam kami putuskan untuk kembali karena memang kami (terutama istri saya) sudah merasakan lelah. Apalagi kembali ke Terminal Ajyad harus berjalan kaki lagi dengan melewati rute yang sama.
Bisa saja sih kita naik taksi, tapi sayang juga uangnya, mending buat beli oleh-oleh, hahaha...
Singkat saja ya, setibanya kami di hotel, kami langsung putuskan istirahat. Terlebih khusus istri saya yang memang tampak kepayahan di kala haid melanda. Dan saya akhirnya menghabiskan hari itu dengan berada di hotel saja, termasuk ibadah wajib dan sunnah.
Catatan dan tips: Jika memang jarak dari hotel ke tempat-tempat yang saya sebutkan di atas jauh, lebih baik pergi berombongan dan menggunakan taksi agar biayanya menjadi murah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H