Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan 42 Hari Seorang Haji Mandiri (Bagian 2: Embarkasi Bekasi)

6 September 2019   17:00 Diperbarui: 6 September 2019   21:25 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 B. EMBARKASI BEKASI

Hari ini tepat tanggal 8 Juli 2019, tanggal dimana kami siap untuk mulai pemberangkatan haji kami menuju tanah suci. Namun seperti aktifitas haji tahun-tahun sebelumnya, kami diharuskan untuk menginap terlebih dahulu di embarkasi Bekasi.

Ba'da sholat Maghrib di rumah, saya meluncur ke kantor Walikota Depok dimana semua calon jamaah nantinya akan sholat Isya berjamaah dan selanjutnya bersama-sama berangkat menggunakan bus menuju embarkasi Bekasi. Dan acara pelepasan ini langsung dipimpin oleh Bapak Walikota Depok.

Tepat jam 22:00, kami semua diberangkatkan dengan menggunakan 9 bus yang semua difasilitasi oleh Pemerintah Kota Depok, ditambah dengan pengawalan Polisi selama perjalanan untuk memperlancar perjalanan kami sampai ditujuan. Ada 404 calon jamaah dan 6 petugas yang ikut dalam rombongan ini. Barakallah untuk semua jajaran Pemkot dan Pihak Kepolisian Kota Depok atas pelayanan ini. Saya pribadi sangat salut terhadap apa yang diberikan oleh Pemkot & Kepolisian Kota Depok.

Jam 23.35 kami tiba di Embarkasi dan langsung menuju ruang Arofah. Selanjutkan kami "diserahkan" ke panitia asrama dan kemdian dilakukan pemeriksaan kartu kesehatan dengan cara scan barcode serta diberikan satu paket APD (alat pelindung diri) yang terdiri dari: botol spray air, obat-obatan, masker sekali pakai, masker tetap dan kantong pipis. Dan asal tahu saja, masker sekali pakai yang diberikan itu sangat banyak. Jadi tidak perlu khawatir kehabisan selama kita berada di tanah suci nanti :-)

Setelah semua prosesi itu selesai pada jam 01:00 dini hari, baru kami bisa istirahat dikamar yang sudah ditentukan. Kamar ini memuat 10 orang yang terbagi dalam 5 tempat tidur bertingkat. Jadi calon jamaah harus siap-siap untuk tidur diatas ataupun dibawah, dan harus siap-siap pula tidur agak gerah mengingat pendingin udara kurang maksimal.

Ke-esokam harinya, Selasa tanggal 9 Juli 2019, kami memulai hari dengan sholat subuh berjamaah. Dilanjutkan dengan sedikit review tentang manasik haji, sarapan, mandi dan pembagian gelang identitas. Gelang identitas ini sendiri ada dua, satu yang berbentuk kertas dan ada barcodenya, sedangkan yang satu lagi berbentuk besi. Diharapkan keduanya terus dipakai sejak saat itu sampai nanti pulang ke tanah air.

Disekitar asrama haji terdapat konter penjualan kopi, penukaran uang riyal dan operator seluler. Sedangkan dibagian luar asrama ada beberapa penjual perlengkapan untuk ibadah haji.

Catatan: 

a. Selama di embarkasi, yang perlu disiapkan adalah: baju sholat, sarung / celana sholat dan sandal jepit untuk bolak-balik ke toilet. Lebih baik bawa kanebo sebagi pengganti handuk karena bentuknya yang kecil dan tidak memakan tempat.

 b. Gunakan juga celana ringan untuk perjalanan. Lebih baik menghindari menggunakan celana jeans. Selain berat, juga akan memakan tempat. Saya memilih menggunakan celana Gunung berbahan parasut yang jika dilipat bisa sampai kecil sekali. Tanpa bermaksud promosi, saya memilih celana Gunung merk Pinnacle yang tipis, nyaman dipakai, anti air dan bisa dilipat sampai kecil.

c. Bagi yang belum mengaktifkan roaming internasional, lebih baik mengaktifkannya saat di Indonesia agar nanti ketika sampai di tanah suci tinggal pakai tanpa harus ada setting ulang lagi. Dan juga kalau bisa ambil paket yang lebih dari 40 hari (minimal 40 hari), baik yang unlimited maupun kuotanya dibatasi.

Setelah semuanya siap, kami kembali dikumpulkan di suatu ruang yang namanya Muzdalifah untuk diberikan passport masing-masing jamaah dan pembagian uang living cost sebesar 1.500 riyal atau setara Rp. 6.000.000,- (kurs yang berlaku saat itu SAR 1 = Rp. 4.000,-)

Selepas sholat Ashar, tepatnya jam 16.00, kami sudah masuk ruang x-ray untuk pemeriksaan tas bawaan (tas jinjing) sekaligus proses keimigrasian. Dan selanjutnya kami menaiki bus yang sudah disediakan yang akan mengantar kami ke bandara. Total ada 10 bus dimana masing-masing rombongan akan menggunakan 1 bus sendiri. Jangan lupa untuk membawa beberapa makanan yang tadi disediakan di asrama, karena selama perjalanan ke bandara sampai dengan naik pesawat, tidak ada makanan yang disediakan. Nah bekal makanan ini yang nantinya akan sangat membantu kita dikala lapar melanda :-)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun