Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Coach Indra Sjafri: Berdakwah lewat Sepak Bola

11 April 2019   12:52 Diperbarui: 11 April 2019   13:45 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allahu Akbar. Gol!! Indonesia akhirnya juara untuk pertama kalinya sejak 22 tahun silam. Sang Pelatih melampiaskannya dengan bersujud syukur kehadirat Allah SWT

Ketiga: Pada saat sesi makan siang bersama (saya Alhamdulillah terpilih menjadi salah satu dari sekian banyak peserta training yang berkesempatan untuk makan siang bersama sang pelatih), datang sebuah pertanyaan lagi ke beliau. "Coach, siapa pelatih yang menjadi idola anda?"

Dengan tenang menjawab. "Tidak ada. Karena bagi saya yang menjadi satu-satunya idola adalah Nabi Muhammad ". Kaget tercampur haru saya mendengar jawaban beliau. Sebegitu kuatnya keyakinan dan keimanan beliau akan Agamanya. Sehingga prinsip untuk tidak mengidolakan manusia kecuali Rasulullah tertanam kuat dihatinya.

Keempat: Beliau juga mengajarkan suri tauladan, ketegasan dan kedisiplinan kepada anak-anak didiknya. Beliau masih ingat betul dimana selebrasi sujud yang dilakukan anak-anak asuhnya dilakukan tanpa diminta, melainkan karena melihat bagaimana sang pelatih senantiasa bersujud dilapangan untuk bersyukur atas gol ataupun kemenangan yang diraih. Inipula yang dikemudian hari iikuti oleh team sepakbola lainnya di AFF

Beliau juga tidak ragu untuk meminta maaf kepada anak-anak didiknya jika ada kesalahan yang dia lakukan. Seperti bagaimana beliau datang terlambat ke hotel tempat semua team menginap, padahal jam malam sudah disepakati bersama. Masya Allah...

Terakhir, beberapa pesan yang sempat saya kutip dari nasehat beliau adalah:

  1. Berbuat kebaikan dengan cara berpikir dan bertindak yang baik
  2. Menjadi pemimpin jangan merasa dirinya paling benar. Berani mengaku salah dan berani pula meminta maaf

Semoga tulisan sederhana ini bisa menginspirasi saya pribadi untuk bisa ikut berdakwah dan mempertebal keyakinan serta keimanan melalui cara saya sendiri, dengan jalan saya sendiri, dari tempat saya sendiri.

Terima kasih Coach Indra....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun