11 November 2017
Alarm di ponsel saya berbunyi. Saat itu angka digital menunjukkan waktu jam 04.30. Saya bangunkan yang lain untuk juga bersiap-siap. Satu persatu bangun. Satu persatu juga merapikan barang bawaannya kembali. Toto sempat sempat keluar tenda setengah berteriak kepada kami.
"Woi bangun, langitnya indah banget lho...."Jawaban kami hampir sama dan kompak: "Bodo Amat.." hahahaha...
Setelah semuanya rapi kembali di tas ransel masing-masing, kami bersiap melanjutkan perjalanan. Disini sempat terjadi sedikit argumentasi tentang rencana summit. Roni inginnya kita summit tanpa membawa ransel untuk kemudian nanti kembali lagi mengambilnya. Sementara Toto punya keinginan lain.Â
Toto lebih memilih summit dengan membawa ransel agar tidak dua kali turun naik. Jika tetap ingin summit tanpa membawa ransel, maka Toto memutuskan tidak ikut dan hanya akan menjaga barang ditenda. Pada akhirnya semua sepakat untuk naik ke puncak dengan membawa tenda. Ada syukurnya juga, karena ketika dipuncak Lawu, kami jadi bisa membuat minuman hangat.
Puncak Lawu Hargo Dumilah 3265 Mdpl
Allahu Akbar, Subhanallah Alhamdulillah... dengan izin Allah akhirnya kami berhasil menginjakkan kaki kami di Puncak Gunung Lawu Hargo Dumilahdiketinggian 3265 mdpl. Betapa senang hati kami semua. Tidak henti-hentinya saya mengucap syukur atas kehendak Allah ini. Tidak mungkin kami ada di puncak kalau bukan karena izin, kebaikan dan kehendak Allah. Yang lebih bersyukur lagi karena Allah seolah membayar kelelahan kami dengan sunriseyang muncul dengan indahnya. Terima kasih ya Allah...
1510410823207-5a13ba65ca269b188774d6a4.jpg
1510410820937-5a13ba934d66910f310dc103.jpg
Foto-foto tentu tidak kami lewati begitu saja. Baik yang sendiri-sendiri maupun yang satu team. Terkadang berpose bersama dengan rombongan lain. Ya, ada 2 rombongan selain kami ketika itu. Rombongan kami berenam, rombongan 3 wanita dari Surabaya, dan rombongan lain yang terdiri dari orang-orang paruh baya berjumlah 4 orang. Sementara sebagian berfoto-ria, Toto, Eri dan Roni sigap menyiapkan kompor untuk membuat minuman panas. Sepertinya mereka membiarkan saya, Alfons dan Doni untuk memuaskan diri kami sendiri. Maklum, baru kali pertama kami berada di Puncak Lawu ini.
1510409749461-5a13baeafcf68140e52ee5c4.jpg
Saya singkat sajat cerita-cerita di Puncak Lawu ini ya. Silahkan saja lihat di foto-foto kami ini. Gak apalah walau fotonya ada yang terlihat norak-norak bergembira :-). Hanya sekitar satu jam kami berada di puncak Hargo Dumilah. Setelah itu kembali turun untuk menyambangi sebuah warung tertinggi di Indonesia yang sangat dikenal para Pendaki.Â